Turnamen Dimulai

37 11 15
                                    

•Misha Side•

Pagi ini, masih cukup petang. Aku bangun terlalu awal. Itu karena aku sedang bersemangat hari ini. Akhirnya, turnamen akan dimulai. Aku tak sabar bertemu petarung-petarung hebat lainnya. Saat kulihat sekitar, aku baru sadar bahwa aku masih berada di pemukiman warga Jamur.

Aku keluar dari rumah dan ada beberapa warga yang sedang beraktifitas. Aku mulai pagiku dengan mempersiapkan, sihir apa saja yang akan aku gunakan. Aku juga memakai beberapa aksesoris sihir untuk menambah energiku. Karena aku pernah mendengar, bahwa penyihir yang hebat adalah mereka yang selalu menyiapkan. Dan aku siap, siapapun lawannya.

Matahari menampakkan sinarnya dan inilah saatnya. Aku mandi, sarapan dan langsung bersiap-siap.

"Ayo Vi," ucapku dengan semangat.
"Kenapa dia sesemangat itu?" ucap Ryuu pada Vio.
"Kenapa? Kau tidak suka?" timpalku.
"Sudah, ayo kita ke kerajaan." Lerai Vio.

Kami pun berjalan dan seketika Elfa muncul.

"Sha, nih makan." Ucapnya sambil memberikan sebutir... batu?"
"Kau menyuruhku makan batu?"
"Ini pil buatanku. Ya maaf kalau bentuknya tidak bulat seperti pil lainnya. Aku baru belajar membuat ramuan dalam bentuk pil."
"Ooh pil, bilang dong. Sini," aku menerimanya dan langsung memakannya. Rasanya enak. "Enak, apa efeknya?" tanyaku.
"Menghilangkan lapar." Ucapnya.
"Maksudmu, tadi adalah sarapan dalam bentuk pil?"
"Tepat, dan kau jadi bahan uji coba pil pertamaku, hehe."

Uji coba? Ya ampun, aku hanya jadi tempat uji coba. Bagaimana kalo gagal terus tiba-tiba perutku meledak? Haha tapi ngga mungkin juga sih.

"Tapi enak, laparku juga hilang." Ucapku.
"Syukurlah, padahal aku tak yakin apa takaran bubuknya pas atau lebih 1%."
"Maksudnya lebih 1%?" tiba-tiba aku teringat salah satu penjelasan Elfa saat di toko ramuan.
"Iya, aku memasukkan bubuk mokof pada pil itu."
"APAA!!!" Serius, aku benar-benar bisa jantungan kalau begini.
"Haha, tapi pas kan?" tanyanya.
"Kalau lebih bagaimana?" ucapku.
"Kau kan masih bisa hidup sekali lagi."

Seketika aku teringat hal itu. Ah iya, aku masih memiliki satu nyawa cadangan. Tapi bukan berarti aku harus mati gara-gara uji coba yang gagal. Sedangkan aku melihat Vio dan Ryuu terlihat tak mengerti dengan obrolan kami mengenai bubuk mokof, hahaha.

Akhirnya kami berempat kembali ke kerajaan dan bertemu Lylan, Lizz dan Seig di gerbang. Kami lanjut perjalanan kearah arena yang ada di belakang kastil utama. Semua orang mengantri untuk membayar tempat duduk sebagai penonton. Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiriku.

"Namisha, peserta nomor 57..." ucap orang itu.
"Ah, iya."
"Siapa Sha?" tanya Vio.
"Aku panitia turnamen. Untuk peserta, silahkan lewat sini." Ucapnya sambil menunjukkan jalan.
"Oh, baiklah."
"Semangat, Sha."
"Iya, aku pergi dulu. Kalian harus nonton yah." Ucapku.
"Pasti." Ucap Vio.

Aku pun berjalan mengikuti panitia itu dan sampai di pintu samping arena. Di sana ada beberapa orang yang sepertinya juga peserta.

"Silahkan masuk dan tunggu di ruang yang di sediakan. Kau diperbolehkan untuk berinteraksi dengan peserta lain, tapi dilarang membuat kerusuhan." Jelas panitia itu.
"Baiklah."

Aku langsung masuk kesana dan menyusuri lorong arena ini. Ada sebuah pintu dan aku membukanya. Di sini banyak peserta lain yang sedang bersiap-siap. Bukan hanya ras manusia, tapi ada juga ras lain. Ada Ogre, Orc, aku tak melihat Elf. Ada seorang Dwarf juga, aku jadi teringat Orma yang merupakan kenalan Ryuu... dia juga seorang Dwarf. Ada serigala juga, ras setengah manusia yah. Dan juga Centaur, hebat. Mereka adalah ras petarung yang melegenda. Setengah manusia, setengah kuda. Ini pertama kalinya aku melihatnya secara langsung. Aku menghampirinya dan terus memperhatikannya.

Sang Penyihir 2 : Lahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang