Pulang ... Pemukiman dan Kerajaan Garuga

20 7 3
                                    

♡Vio side♡

Tiga hari berlalu semejak dari danau Maro, dan kami sudah memasuki wilayah kerajaan Garuga. Tiga hari itu aku manfaatkan untuk mempelajari sihir cermin milik Kai, tapi aku tak mengalami kemajuan yang berarti. Sihir refleksi cermin memiliki konsep yang sedikit rumit antara penggunaan energi dan sihir.

"Apa kita sudah dekat?" tanya Kai. Iya, aku masih sering duduk bersama Kai di tempat kusir untuk mempelajari sihir lebih lanjut.

"Iya, setelah hutan ini, kerajaan Garuga akan terlihat."

"Kau asli dari kerajaan Garuga?"

"Bukan, kerajaan Garuga dulu ngga menerima penyihir."

"Begitukah, sejak kapan kalian bisa masuk kerajaan Garuga?"

"Kau pernah dengar 'bencana Garu'?"

"Iya,"

"Semenjak itu, kerajaan Garuga sekarang menerima para penyihir. Tapi aku ngga yakin nama kerajaan itu masih Garuga."

"Bukan hal sederhana jika mau merubah nama kerajaan, apalagi Garuga adalah kerajaan terbesar."

"Mungkin kau ada benarnya."

Kami mulai akrab satu sama lain. Tak lama setelah itu, kami keluar dari hutan dan gerbang kerajaan Garuga terlihat. Kami masuk dari gerbang Selatan. Bentuk gerbangnya berbeda dari terakhir kali aku ingat. Saat kami sampai di gerbang, kami di berhentikan oleh penjaga di sana.

"Tolong turun untuk melakukan pemeriksaan." Ucap penjaga itu.

"Sekarang penjagaan semakin ketat yah." Ucapku.

"Kami berusaha mengurangi kemungkinan iblis masuk ke kerajaan."

"Itu langkah yang baik. Apa kabar dengan Rolland?" tanyaku.

"Jaga ucapan mu nona, Tuan Rolland adalah pemimpin kerajaan ini."

"Iya-iya aku tau." Ucapku.

"Ada ribut apa ini?" seseorang muncul dari pos dan dia adalah Cruz the Berseker. Salah satu dari sepuluh kesatria yang dulu terus mengejar kami. Dia rekan Lylan dan Lizz.

"Oh hai Cruz." Sapa Lylan yang muncul dari dalam gerobak.

"Oh ternyata kalian." Ucap Cruz, "biarkan mereka masuk, dia adalah Violeta the Witch dan kelompoknya."

"Hah! Sang penyihir terhebat. M-maafkan aku." Ucap penjaga itu sambil membungkuk.

"Tak apa, tak perlu sampai membungkuk."

Kami pun masuk, aku berjalan bersama Cruz, kak Seig, Lylan dan Lizz. Misha, Ryuu, Elfa masih di dalam gerobak.

"Kerajaan ini telah banyak berubah yah." Ucapku.

"Banyak hal terjadi setelah perang satu tahun lalu." Ucap Cruz.

"Kami juga melalui banyak hal." Ucap Lylan.

"Rombongan iblis sering bermunculan di sekiktar kerajaan. Banyak warga menjadi korban. Bahkan ... " Cruz berhenti berbicara dan menghentikan langkahnya. Begitu pun kami yang berhenti dan menunggu dia melanjutkan kalimatnya. "Santia dan Moya, mereka gugur dalam pertempuran melawan iblis."

Kabar itu sangat mengejutkan untuk Lylan dan Lizz. Santia dan Moya adalah anggota 10 kesatria kerajaan bersama Lylan dan Lizz dulu. Dan mereka di kabarkan oleh Cruz, telah gugur dalam pertempuran.

Setelah mendengar kabar itu, Lylan meminta Cruz untuk mengantar kami ke pemakaman mereka. Kami ke sana, tak terlalu lama dan kami sampai. Kami memberi do'a untuk mereka para pahlawan yang gugur dalam kebaikan.

Sang Penyihir 2 : Lahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang