●Vio Side●
Kami masih dalam perjalanan menuju desa Cikari, desa asal paman Algis. Karena desa itu berletak cukup dekat dengan tujuan kami, jadi kami sekalian menuju ke sana. Hari ini sudah 5 hari semenjak dari tempat paman Algis di kepung para bandit dan kami belum menemukan satu desa pun untuk bersinggah.
Kami terus berjalan dan mulai merasakan hembusan angin yang terasa panas. Tak jauh setelah itu, kami keluar dari hutan dan melihat padang rumput yang bertemu dengan dataran tandus dan juga pasir yang luar biasa banyak. Ini perbatasan.
"Tidak ada jalan setapak di gurun pasir kan?" tanya Ryuu.
"Gurun pasir memiliki jalan setapaknya sendiri." Ucap paman Algis.
"Maksud paman, yang terlihat seperti bukit itu?" tanya Ryuu.
"Tebakan bagus. Selamat datang di gurun Salvara. Ini adalah perbatasan awal kerajaan Jigzi." Ucap paman Algis.
"Baiklah, lebih baik kita istirahat dulu di sini. Sambil bersiap untuk berjalan di gurun." Ucap paman Ares.
"Iya, kurasa perjalanan ini akan lebih melelahkan karena cuacanya." Ucap Qiza.
"Apa tak ada tempat berteduh di sana?" tanya Cabi.
"Jika perjalanan kita lancar, dalam dua hari kita akan sampai di kota Salras. Itu adalah ibu kota kerajaan Jigzi. Banyak juga bebatuan besar yang ada di gurun ini, kita bisa berteduh di bebatuan itu jika menemukannya." Jelas paman Algis.
"Kuharap tak ada bandit gurun." Ucap Rizi.
"Bandit gurun? Apa ada yang seperti itu, paman Algis?" tanya ku.
"Ya mereka ada banyak. Tapi aku punya lisensi pedagang dan saat kita memasuki sebuah wilayah kerajaan... "
"Para kesatria akan menjamin keselamatan pedagang itu." Lanjut Lylan yang memotong ucapan paman Algis.
"Kau tau tentang itu?" tanya Misha.
"Itu salah satu tugas para kestaria." Ucap kak Seig membantu Lylan menjawab.
"Artinya kita aman kan." Ucap Elfa.
"Tetap harus waspada kak Elfa," ucap Lizz.
"Aku sudah siapkan tendanya." Ucap Kai yang sudah mendirikan dua tenda.
"Baiklah, ayo kita beristirahat sejenak." Ucap paman Ares.
"Aku punya pakaian khas penduduk padang pasir di kereta. Kita akan ganti pakaian itu untuk melindungi diri dari panas gurun." Ucap paman Algis.
Akhirnya kami duduk di tepi hutan. Walau kami masih di hutan, tapi udara panas gurun sudah terasa sampai sini. Paman Algis berkata untuk berjalan di gurun saat tengah hari. Pasti sangat panas di sana.
"Minum, Vio." Ucap Kai yang menyodorkan kantung air padaku.
"Oh, iya. Terima kasih Kai." Ucapku menerimanya.
"Bagaimana sihir cerminmu?" tanya Kai.
"Belum terlalu banyak berubah dari terakhir kita latihan. Aku benar-benar tak ada bakat."
"Percayalah, kau pasti bisa."
"Iya, aku akan berusaha."
"Bersiaplah menggunakan pakaian dari paman Algis. Kita harus melindungi diri dari panas gurun dan juga pasir yang berterbangan." Ucap Kai yang kemudian pergi.
Beberapa dari mereka sudah mengenakan pakaian dari paman Algis. Itu pakaian yang cukup tertutup. Terlihat sangat panas jika terus menggunakannya. Tapi memang itulah pakaian yang biasa di gunakan untuk menjelajahi gurun.
![](https://img.wattpad.com/cover/243869800-288-k318195.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 2 : Lahir Kembali
FantasyPerdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau?