♡Vio side♡
Tiga hari kemudian dari hari kami sampai di Garuga. Siang ini, aku dan Misha berencana untuk memulai perjalanan ke pulau yang di maksud Yama. Aku menemui Rolland untuk menceritakan kemana kami akan pergi.
"Pulau kecil di Barat Dataran? Apa itu ada?" tanya Rolland.
"Mana kami tau, kami hanya di perintahkan untuk kesana." Ucap Misha.
"Iya, kata Yama, Roh yang tinggal di Kozaku, ada seseorang yang menunggu kami di pulau itu." Sahutku.
"Tapi di dalam peta, tak ada pulau kecil di sebelah Barat dataran. Kecuali kalian menyebrang dan sampai di sisi dataran Barat, itu wilayah kerajaan Lotus." Ucap Rolland.
"Kalau itu kami tau. Tapi kata Yama, pulau ini hanya pulau kecil." Ucapku.
"Iya baiklah, kemanapun tujuan kalian, aku yakin kalian baik-baik saja." Ucap Rolland.
"Kami butuh bantuanmu untuk mengatakan pada para kesatria elit Kozaku jika mereka bertanya soal kemana kami pergi." Ucapku.
"Baiklah, aku akan mengatakan kalian mendapat tugas dariku untuk beberapa hari."
"Terima kasih."
Kami keluar dari kastil dan mencari Lylan. Kami juga harus memberi kabar pada Lylan dan yang lain. Kami menuju Rumah Lylan dan di sana ada Lizz juga.
"Jadi kalian akan kesana berdua saja?" tanya Lylan.
"Berempat, bersama Ryuu dan Elfa juga." Ucapku.
"Baiklah, kami akan menunggu kalian." Ucap Lylan.
"Sebenarnya, sekitar dua hari lagi, paman Algis akan keluar dari kerajaan dan akan pulang. Jadi aku ingin kalian ikut paman Algis dan kita akan bertemu di desa Cikari, desanya paman Algis." Ucapku.
"Oh baiklah, itu akan membuat para kesatria elit tak mencurigai kepergian kalian."
Setelah itu kami pergi menemui paman Algis dan mengatakan pada mereka untuk melanjutkan perjalanan mendahului kami. Aku meminta mereka menunggu kami di desa Cikari sampai kami datang menyusul, dan mereka menyetujuinya.
Setelah itu, aku, Misha, Elfa dan Ryuu berangkat. Aku mensummon naga ku dan mengendarainya untuk pergi ke pulau itu. Karena kata Rolland, jarak dari Garuga ke pesisir pantai Barat, akan memakan waktu satu Minggu jika kami berjalan. Aku berharap bisa lebih cepat sampai ke sana.
"Harusnya kita berkeliling menggunakan naga saja." Ucap Ryuu.
"Iya, kau juga harus jadi naga buat tunggangannya." Ucap Misha.
"Hei, kenapa aku?"
"Iya, lagi pula bentuk nagamu lebih besar dari naga milik Vio. Pasti muat untuk membawa para kesatria elit juga dan paman Algis beserta kereta kudanya." Ucap Elfa.
"Kau pikir aku apaan, dasar orang tua."
"Apa! Ngga terima?"
"Ngajak ribut yah?"
"Hei-hei sudah," ucapku melerai mereka. Ya ampun, mereka selalu saja berkelahi.
"Oh iya Vi, dari mana kau mendapat naga ini? Kukira ras naga sudah punah." Ryuu bertanya seperti itu, apa Ryuuga tak menceritakan apapun padanya tentang lokasi para naga?
"Arna, itu nama yang aku berikan padanya. Aku mendapatkannya saat usiaku 5 tahun."
"5 tahun? Bukankah itu terlalu muda untuk menjinakkan naga?" tanya Ryuu.
"Tapi aku sih ngga heran kalo itu Vio," ucap Elfa.
"Oh iya, dari dulu aku ingin menanyakan ini padamu, orang tua." Ucap Ryuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 2 : Lahir Kembali
FantasyPerdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau?