-16-

19 4 0
                                    

"Aku udah bilang, biar aku beli sendiri aja nanti." Saki hanya menatap datar ponsel yang hampir mirip dengan miliknya sebelumnya.

"Handphone kamu juga sampai dibanting gitu karena aku yang ngirim video itu ke kamu, kan? Yaudah anggep aja permintaan maaf." Ryubi masih menyodorkan ponsel merah yang dibelinya semalam, tepat setelah Saki menelponnya.

"Nggak papa. Aku juga yang ceroboh, udah tau aku nggak bakal mau ikut campur, malah nggak kuhapus videonya."

"Keras kepala banget, sih? Ya udahlah, kalo kamu nggak mau pakai, buang aja. Aku mau pulang." Setengah memaksa, Ryubi mengambil tangan kanan Saki dan meletakkan ponsel yang sudah ia beli.

Mau tidak mau Saki memegang ponsel itu agar tidak jatuh karena Ryubi langsung menarik tangannya sendiri lalu berjalan menjauh.

Tanpa mereka berdua sadari. Rooftop tempat mereka berinteraksi barusan adalah tempat umum yang berarti membuat kemungkinan ada yang menguping sangat besar.

***

"Setelah proses rekaman tiga hari lagi, koreografi diserahkan sepenuhnya pada kalian ber-delapan," ujar Henzo-sanーmanajer Girlzy.

Tentu langsung terlihat aroma penolakan dari kedua sisi. Namun baik manajer Girlzy maupun manajer Bossy tidak mencium aroma tersebut.

"Tapi kami masih grup baru. Tentu saja kami akan kesulitan," ujar Seira.

"Itu sebabnya kalian dipasangkan dengan Bossy," sahut Takaru-sanーmanajer Bossy.

Bukan begitu maksudnya!

"Kami akan berusaha. Yoroshiku ne, Girlzy-chan," ujar Yoshinori dengan nada dan senyum manis yang tentu saja hanya dibuat-buat.

Seira menghela napas panjang sebelum akhirnya membalas dengan senyum yang tidak kalah manis dan tidak kalah dibuat-buatnya, "yoroshiku."

"Nah, sudah diputuskan. Semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik."

.

"Aku yakin mereka pasti akan menjebak kita!" Shira menjatuhkan tubuhnya di sofa dan menujukkan raut wajah kesal. Masalahnya, setelah manajer mereka keluar tadi, Yoshinori dengan tak terbantahkan mengatakan kalau koreografi biar mereka yang urus.

"Nanti biar aku yang protes kalau mereka bikin koreo yang aneh-aneh," sahut Seira.

"Kita juga harus ambil bagian dari koreo itu. Jangan mentang-mentang kita masih grup baru, terus mereka bisa seenaknya," tambah Azaka.

"Pokoknya kita harus protes ke Henzo-san kalau mereka masih seenaknya gitu." Kali ini Shira berdiri dan menatap yakin pada Seira, Aza, dan--

"Loh, Saki mana?" tanya Shira yang baru menyadari kalau Saki sudah tidak berada dibelakang mereka. Dan Azaka juga hanya menggeleng sambil mengedarkan pandangannya.

"Bahkan kalian sampai nggak denger kalau Saki tadi langsung pamit balik ke kamar," jawab Seira sedikit tidak habis pikir.

"Dia sakit lagi?" tanya Azaka.

Seira mengedikkan kedua bahunya, "kayaknya beneran cuma capek."

Azaka dan Shira mengangguk lalu sepakat untuk membubarkan diri dan masuk ke kamar masing-masing.

Sedangkan keempat member Bossy masih berkumpul di kamar Yoshinori dan Haruto.

"Serahkan pada aku dan Nao untuk koreografinya!" ujar Haruto.

"Kok aku juga?" protes Naoya.

Haruto berdecak kesal, "kamu 'kan dance leader-nya."

"Terus kenapa kamu juga ikut-ikutan?" tanya Naoya.

"Ya karena aku masih kesel sama mereka," jawab Haruto.

"Hubungannya apa?"

"Aku mau bikin koreo yang susah buat mereka."

"Yaudah bikin aja sendiri. Nggak usah ajak aku." Naoya mulai melemparkan bantal ke wajah Haruto.

"Nggak lucu dong kalau main dancer nggak ikut andil di pembuatan koreografi." Haruto memukulkan bantal tadi ke lengan Naoya.

"Dan nggak lucu juga kalau main rapper ambil banyak bagian di pembuatan koreo," balas Naoya.

"Aku 'kan--"

"Jus apel sama kentang gorengnya abis. Kalau mau mukul orang, Yoshi tadi yang banyak makan," potong Asahi sambil membalikkan wadah yang tadi penuh berisi kentang goreng, sekarang habis tidak bersisa.

"Heh!" teriak Haruto dan Naoya bersamaan.

"Kalian berdua keliatan sibuk, sih. Yaudah kita abisin," ujar Yoshinori.

"Dan terserah kalian mau bikin koreo kayak gimanapun. Toh tema kita tahun ini 'fuyu koi', jadi nggak mungkin tipe lagu yang bisa pecicilan koreonya," tambah Asahi.

Yoshinori mengangguk, "minggu depan tunjukkin ke kami dulu, ya, kalau udah jadi."

"Beneran kita berdua yang bikin?" tanya Naoya yang dibalas anggukan oleh Asahi.

"Seminggu nggak cukup lah, Yoshi-kun. Rekamannya aja masih tiga hari lagi. Pokoknya nanti serahkan aja ke kami berdua," ujar Haruto.

"Btw, kalian kenapa se-kesel itu, sih?" tanya Asahi.

"Kesel aja karena tadi aku sempet lihat Saki ngobrol sama orang yang ngirim video waktu kita berdua bully orang." Ucapan Haruto barusan tentu membuatnya mendapat atensi penuh.

"Siapa?" Pertanyaan yang sama dalam tiga kepala.

"Ryubi."

"Ryubi?"

Haruto mengangguk, "teman sekelas kita."

"Ada masalah apa dia sama kita?"

"Dan tadi aku lihat dia sampai beliin handphone baru untuk Saki," tambah Haruto.

"Mungkin karena handphone-nya yang kemarin itu rusak. Jadi dia mereasa bersalah?"

"Jangan-jangan mereka pacaran?" tebak Asahi.

"Mereka pacaran atau nggak, itu bukan urusan kita. Yang penting kalian jangan bikin masalah lagi," ujar Yoshinori.

"Padahal dia dulu yang bikin masalah," gumam Naoya.

"Kalau dipikir-pikir, sebenernya kalian berdua yang--"

"Udahlah. Asahi-kun dan Nao balik ke kamar kalian, gih. Aku mau tidur," potong Haruto sambil mendorong Naoya dan Asahi agar keluar.

.
.

.

27th March 2021.

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang