-2-

23 7 1
                                    

"Jadi gitu?" Pagi ini, Haruto dan Naoya yang pertama kali bangun. Tidak berniat untuk membangunkan Asahi dan Yoshinori.

"Kamu pikir gimana?" Naoya mengambil selai nanas yang kemudian dioleskan di rotinya.

"Pasti seru kalau itu kenyataan. Bayangkan kalau kita memiliki kekuatan semacam itu. Kita bisa melakukan apa aja."

"Aku setuju, tanpa kekuatan aja kita udah terkenal, apalagi dengan kekuatan."

"He?"

"He?"

Mereka berdua bertukar pandang cukup lama sampai mereka menyadari kalau ternyata pikiran mereka tidak sejalan.

"Ah udahlah," Naoya kembali mengoleskan selai pada rotinya.

"Apa kamu masih lama? Kita harus berangkat setelah ini," ujar Haruto yang masih menggigit rotinya.

"Berangkat sekarang aja. Roti bisa dimakan sambil jalan," Naoya menangkupkan rotinya dan mengambil tas yang ia sampirkan dikursinya.

"Benar-benar nggak  bangunin Asahi-kun dan Yoshi-kun?"

"Unyuk apa? Meyeka kan sudah cidak sekoyah," ujar Naoya dengan masih mengunyah rotinya.

"Telan dulu makananmu. Itu bisa bikin gadis-gadis ilfil padamu."

"Apa aku peduli?"

"Oke oke, aku paham. Kamu bisa mendapatkan gadis manapun," ujar Haruto sambil berjalan mendahului Naoya.

"Kelihatannya begitu?" Tanya Naoya sambil memasang senyum miringnya.

"Nggak juga. Kurasa kalau disuruh memilih, mereka akan lebih memilihku," ujar Haruto.

"Mereka siapa yang kamu maksud, huh?"

"Tentu fansku," jawab Haruto acuh.

Naoya hanya tersenyum miring sambil memasukkan tangan kirinya kedalam sakunya.

"Oh ya. Aku masih memikirkan gadis-gadis yang  semalam," ujar Haruto tiba-tiba.

"Gadis-gadis mana yang kamu maksud?"

"Grup baru kemarin."

"Kenapa dorm mereka ada  disebelah dorm kita ya?"

"Entah."

"Kamu mengincar salah satunya, ya?"

Haruto menggeleng, "Nggak, tapi sepertinya mereka menarik."

"Maksudmu?"

"Nggak ada. Lupakan aja kalau aku pernah berbicara denganmu pagi ini."

.

Kenapa mereka baru sadar kalau dua member dari grup baru kemarin juga satu sekolahan dengan mereka?

"Argh, aku nggak ingat nama keduanya, tapi aku ingat wajahnya," gumam Haruto pelan.

"Memangnya kamu pernah tahu nama mereka?" Pertanyaan Naoya membuatnya teringat kalau ia memang tidak tahu nama mereka.

"Ayo cepat," Naoya kembali menepuk pundak Haruto saat mereka sudah harus berbelok untuk menuju kelasnya.

/\/\/\

"Wahh, kalian udah debut, ya? Akhirnya dikelas kita ada idol juga," ujar Mio yang menjadi teman sekelas Shira dan Saki.

"Begitulah. Makasih, loh," jawab Shira.

"Saki, kenapa diam aja? Padahal dulu kamu orangnya aktif banget, ya."

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang