-24-

6 3 0
                                    

"Kenapa bisa begini?" tanya Yoshinori ketika Naoya memperlihatkan telapak tangannya yang melepuh.

"Nggak tau. Tadi tiba-tiba aja udah begini," jawab Naoya.

"Kamu main api dimana?" Asahi di sampingnya mencoba membolak-balikkan telapak tangan Naoya.

"I-itu, tadi cuma iseng aja."

"Kena orang?"

Naoya menggeleng karena memang kenyataannya apinya tidak mengenai manusia. "Nggak kena orang, kok."

"Yaudah, itu diperban aja dulu. Nih, kotak obat," ujar Haruto yang baru saja bergabung dengan membawa kotak obat di tangannya.

"Asahi-kun, tolong." Naoya menyerahkan kotak obat yang dibawa Haruto pada Asahi, lalu mengulurkan telapak tangannya yang terluka. Membuat Asahi mau tidak mau mengobatinya.

"Ini alasan kenapa anak kecil dilarang main api."

Namun suara ketukan pintu sempat menginterupsi mereka semua. Kompak saling berkomunikasi menggunakan tatapan.

Aku lagi ngobatin Nao.

Aku lagi diobatin sama Asahi-kun.

Aku lagi duduk. Kamu aja yang mumpung masih berdiri.

Pada akhirnya tatapan terakhir jatuh pada Haruto yang memang belum sempat duduk setelah mengambil kotak obat tadi. Dan dengan napas berat, ia tetap berjalan untuk membukakan pintu.

"Takaru-san?" Ternyata yang mengetuk pintu tadi adalah manajer mereka.

Ia tersenyum pada Haruto lalu menunjukkan tangannya yang membawa dua box pizza. "Formasi lengkap?"

Haruto mengangguk. "Semua ada di ruang tengah." Ia lalu membuka pintu lebih lebar dan mempersilakan manajernya untuk masuk.

"Loh? Ada apa?" tanya Takaru-san ketika melihat sebuah kotak obat di meja. Ketiga member yang lain kompak menoleh dan sedikit terkejut.

"E-eh, ini, tadi tangan Nao nggak sengaja kebakar," jawab Asahi.

"Kok bisa?" Setelah meletakkan oleh-olehnya di meja, Takaru-san mendekat dan mencoba melihat keadaan tangan kiri Naoya. "Apanya yang kebakar?"

"Ini," Naoya menunjuk telapak tangan kirinya menggunakan jari telunjuk kanannya.

Sedangkan Takaru-san terlihat mengernyit. "Ah, cuma begini aja? Nggak perlu berlebihan."

"Begini aja?"

Takaru-san mengangguk. "Nanti juga ilang."

Ada yang aneh. Luka bakar di tangan Naoya sekarang tidak terlihat seperti bisa hilang semudah itu.

Dan Yoshinori menyadari tatapan Takaru-san melihat dengan perspektif yang berbeda. "Omong-omong, Takaru-san ada apa kesini?"

"Oh soal itu, cuma mau bilang kalau besok kalian dan Girlzy bakal mulai shooting untuk konten kolaborasi kalian."

"Anu, Takaru-san? Apa nggak bisa kalau acaranya diganti?" tanya Asahi.

"Emangnya kenapa? Kalian keberatan?"

"Nggak, bukan gitu. Tapi, apa member Girlzy nggak keberatan?" balas Asahi.

"Kayaknya nggak. Kuharap kalian sebagai senior bisa menciptakan suasana yang hangat untuk mereka, ya."

Tenang aja, kita punya api buat bikin suasana panas.

"Nah, udah itu aja. Kalau gitu, kalian jaga kesehatan," tambah Takaru-san lalu pamit keluar.

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang