-13-

14 5 0
                                    

"By one."

Langit mulai berwarna oranye terang ketika suasana semakin terasa panas.

"M-maksudmu?" tanya Shira.

"Kita sama-sama memiliki kekuatan, kan? Jadi, ayo kita gunakan itu," jelas Yoshinori.

"Sudah kubilang! Aku nggak punya!" teriak Saki.

"Sekali kau pernah berbohong, selanjutnya kamu nggak akan dipercaya," ujar Naoya.

"Tapi--"

"Biar adil," potong Haruto. "Sebutkan kekuatan kalian."

"Kalian duluan," ujar Seira.

"Oke. Kami mengalah. Kita ambil random saja," ujar Haruto.

"Kurasa kalian udah tau apa yang Nao punya," tambah Asahi.

"Kurasa apa yang aku punya sudah jelas. Dan kami nggak bohong soal Saki yang nggak punya kekuatan itu," balas Seira.

"Dia ... benarkah?" tanya Asahi sambil menunjuk Saki.

"Aku udah bilang berkali-kali," sungut Saki.

"Intinya," potong Haruto, "Nao nggak mungkin melawan Seira, karena itu nggak adil."

"Biar kubagi," sahut Asahi.

"Heh! Kalian ini! Ingin bertengkar kenapa malah diskusi?" sambar Naoya.

"Sst," Asahi mengisyaratkan Naoya untuk diam. "Haruto, kau dengan Seira. Lalu Yoshi dengan Shira. Nao dengan Azaka, sedangkan Saki biar jadi urusanku."

"Wah, aku jadi sungkan karena berurusan dengan orang yang lebih tua dariku," ujar Haruto dengan nada sedikit meremehkan.

"Asahi-kun curang," protes Naoya yang tidak dihiraukan oleh Asahi.

"Oke. Start."

Yoshinori langsung menarik Shira dan memberi jarak dengan masing-masing (pasangan) lawan. Sedangkan Azaka, tanpa diminta-pun ia langsung menyingkir dan diikuti oleh Naoya.

Haruyo hanya perlu memberi isyarat pada Seira agar juga mencari tempat yang cukup luas di halaman itu.

Mulai dari sini, ayo kita melihat dari setiap sisi.

💡Yoshinori dan Shira 🌱

Tanpa banyak basa-basi, Yoshinori langsung mengeluarkan listrik dan dialirkan melalui tanah.

Shira terlihat cukup kesulitan ketika mencoba menebak dan menghindari listrik itu. Ia mengeluarkan sulur dari tangan kanannya untuk mencekal kedua tangan Yoshinori yang masih menempel ke tanah tersebut.

Dapat dilihat bahwa Yoshinori sempat terkejut karena sulur hijau yang mulai melilit kedua pergelangan tangannya. Tapi ia tetap tidak menghentikan aliran listrik yang keluar dari tangannya.

Percuma dong aku ikat tangannya, kalau dia tetap bisa menyerang! protes Shira dalam hati.

Gadis itu kemudian mencoba mengangkat kedua yangan Yoshinori sebisanya. Meskipun dibantu sulur-sulur itu, kekuatan Shira tetaplah dibawah Yoshinori.

Yoshinori berdecak kesal saat aliran listrik dari tangannya mulai berhenti karena sulur itu semakin lama semakin mengikat erat dan memaksa Yoshinori untuk menyerah.

"S-sial," Yoshinori yakin kalau kedua pergelangan tangannya mulai memerah akibat Shira yang semakin mengeratkan sulur itu.

Shira salah karena sudah tertawa kecil melihat Yoshinori mulai berdiri. Karena setelah itu Yoshinori kembali membalikkan keadaan dan mengalirkan listriknya di sulur Shira.

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang