-25-

10 4 0
                                    

Suara gemericik air membuat laki-laki itu mengernyit bingung. Mencoba menerka darimana asalnya suara air yang terdengar seperti jatuh dari tempat yang tinggi. Membuatnya sedikit ngeri juga karena suasananya terasa aneh.

Pertanyaannya terjawab ketika ia menemukan sebuah air terjun yang tidak terlihat puncaknya. Seolah air terjun itu berasal langsung dari langit.

Namun ada hal lain yang membuatnya terperanjat. Seorang laki-laki yang sepertinya seumuran dengan ayahnya terlihat sedang membelakanginya, bersandar pada sebuah pohon besar yang tandus, tidak ada daun sama sekali. Seolah latar waktunya adalah saat musim panas. Aneh, padahal seingatnya sekarang masih musim gugur.

Hal lain yang membuatnya kembali terkejut adalah sebuah ekor putih yang terlihat bergerak dari sesuatu yang digendong orang tersebut dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya terlihat sedang mengelus sesuatu itu.

Rasanya ingin sekali bertanya sesuatu. Tapi mulutnya seperti menolak perintah dari otaknya. Ia masih terpaku ketika tangan kiri orang tersebut berhenti bergerak secara tiba-tiba, seolah menyadari keberadaannya.

Orang itu terlihat menurunkan sesuatu yang ia pegang tadi dan suara lucu itu terdengar. Kucing putih itu terlihat asyik mengejar ekornya sendiri yang tak mungkin bisa diraihnya. Hal itu membuat fokusnya teralih.

"Kita bisa mengalahkan egoisme kita sendiri, bukan?" Suara itu terdengar dari arah belakang. Entah sejak kapan orang itu berada dibelakangnya.

"Tolong bantu Sacchi, ya? Aku akan mengawasinya."

Terdengar seperti permintaan yang tidak dapat ditolak. Lalu ketika ia memejamkan mata, kata 'tolong' terus saja menggema di telinganya. Pemandangan yang ia lihat ketika kembali membuka mata pun sudah berbeda.

Gema yang masih terdengar membuatnya frustasi. Seakan permintaan itu mau tidak mau harus ia jalani. Tapi ada satu hal yang tidak ia mengerti.

.

Naoya membuka matanya. Tidak ada keringat atau napas yang tersenggal. Tidak lagi seperti mimpi-mimpi sebelumnya. Mungkin ia sudah mulai bisa menguasai diri.

Namun pertanyaannya tadi masih membuatnya berpikir. "Siapa Sacchi yang dimaksud?"

Dan kucing tadi, mirip seperti kucing yang hampir ia lukai kemarin. Membuatnya kesulitan mencari kemungkinan yang paling masuk akal.

Naoya kembali memperhatikan telapak tangan kirinya. "Mungkin karena kepikiran terus, aku jadi mimpi kayak gitu."

Ya. Sebisa mungkin tetap berpikir logis. Meski tetap saja ada hal yang mengganggu. Ia lalu melirik jam dinding yang terpasang diatas pintu kamar.

"KOK NGGAK ADA YANG BANGUNIN AKU!?"

/\/\/\

"Coba tebak!"

Saat ini Bossy dan Girlzy sedang melakukan shooting untuk episode pertama kolaborasi keduanya. Di tengah-tengah mereka ada seorang MC yang merupakan artis senior di agensi tersebut.

"Kolaborasi yang paling ditunggu tahun ini, Bossy dan Girlzy!"

Kedua grup saling bersorak dan bertepuk tangan untuk memberi respon atas ucapan si MC. Sampai membutuhkan beberapa detik untuk menjadikan kondisi kembali tenang.

"Saat ini," MC menatap Bossy dan Girlzy bergantian. "Mereka sebenarnya belum tahu alasannya dikumpulkan disini."

Kompak semua member menatap MC dengan tatapan kebingungan yang tidak dibuat-buat. Karena memang mereka belum mengetahui agenda mereka selain membuat koreografi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang