-9-

26 6 1
                                    

Shira menyerahkan dua buku tulis itu pada Naoya yang sudah berdiri di depan dormnya.

"Kamu yakin jawabannya benar?"

Shira mengangguk yakin. Semalam Saki bilang kalau kakaknya itu termasuk orang yang cukup pintar, jadi Shira mempercayainya.

"Bagus, jangan ada yang tahu masalah ini," Naoya berbalik kembali untuk memanggil Haruto yang masih sibuk sarapan.

Pagi ini Shira berangkat sendirian lagi karena semalam Saki menginap di rumahnya.

"Semoga hanya hari ini saja," gumam Shira.

Kasihan kalau Saki harus pulang ke rumahnya hanya untuk menanyakan jawaban tugas mereka.

"Jahat sekali, sih? Katanya mereka pintar, kan?" rutuk Shira sambil berjalan.

Sebenarnya jarak dari dormnya ke sekolah tidak terlalu jauh, jadi ia tidak perlu takut terlambat walau ia berjalan santai.

/\/\/\

Seira merapikan bukunya ketika dosen yang mengajar sudah keluar dari ruangan. Seseorang menghampirinya saat ia akan berdiri dari kursinya.

"Seira-chan, di depan ada yang mencarimu," ujar orang itu dan langsung berlari kecil meninggalkan Seira.

"Eh?" Seira menyipitkan matanya saat melihat seseorang sedang berdiri membelakanginya di luar ruangan.

Sedetik kemudian matanya menjadi membulat saat menyadari siapa yang berdiri disana.

Seira berjalan pelan menghampiri orang itu, "Yoshi-kun?"

Yoshinori menoleh melihat Seira, "ah, maaf mengganggumu. Bisa bicara sebentar?"

"Bicara tentang apa? Kurasa masalah kemarin sudah selesai."

"Belum. Salah satu member kalian belum memaafkan kami."

Seira menaikkan salah satu alisnya, "siapa?"

"Ah, yang waktu itu bertengkar dengan Nao, yang waktu itu pergi duluan," Yoshinori mengacak rambutnya, "aa-- aku lupa namanya."

"Saki?"

"Nah!" Yoshinori menjentikkan jarinya, "kata Nao, dia belum memaafkannya."

"Jadi?"

"Lebih baik jangan disini, nanti jam tiga sore aku ke dorm kalian untuk membicarakan ini, kalian ada waktu?"

Seira menerawang keatas sambil meletakkan jarinya di dagu, "entahlah. Kurasa Saki dan Shira belum pulang."

"Nggak masalah. Kurasa juga nanti Nao dan Haruto juga belum pulang. Kita urus ini sebagai leader, aku tidak ingin diantara kita ada masalah."

Seira mengangguk, "baiklah. Nanti jam tiga, Aza dan aku ada di rumah."

"Nah, kalau begitu aku duluan, ya," Yoshinori berbalik dan berjalan meninggalkan Seira.

Diam-diam senyum miring terpasang di wajahnya.

.

"Hah!? Lagi!?" Shira terpaksa menerima buku tulis yang disodorkan oleh Haruto.

Memang sepulang sekolah hari ini Shira pulang duluan karena Saki ada tugas piket. Dan hal itu dimanfaatkan Naoya dan Haruto untuk mencegat Shira.

"Siapa suruh merusuhi kami? Dan siapa suruh temanmu itu pakai acara menolak permintaan maaf kami?"

"Habisnya kalian ini keterlaluan. Dan memangnya kamu sudah minta maaf langsung?"

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang