Hujan kecil sama sekali tidak membuatnya mengurungkan niat. Gadis itu berlari kecil menuju rumah yang ada disebelahnya.
Ia membuka pagar kayu tanpa menutupnya kembali, lalu mengetuk pintu rumah tersebut dengan keras. Bahkan ia sendiri sempat takut kalau-kalau tangannya sendiri akan lecet.
Pintu dibuka oleh seseorang yang tingginya sekitar duapuluh senti diatas gadis itu; membuatnya mengumpat.
Saki memilih untuk menginjak salah satu kaki laki-laki itu. Lalu ketika ia membungkuk untuk memegangi kakinya tadi, Saki menjambak keras rambutnya.
"Oi oi! Apa maksudmu!?" teriak Haruto.
"Harusnya aku yang tanya begitu!"
Haruto mencekal tangan Saki lalu menghempaskannya. Saat itu juga Naoya mendekati mereka.
"Ada ap--"
Dan begitu juga Seira baru datang lalu langsung mencipratkan air pada dua laki-laki itu. "Saki, ada apa?"
Cuasa semakin dingin seiring dengan emosi yang Saki keluarkan. " 'nggak akan bikin masalah lagi', mana ucapan yang kalian ucapkan waktu itu?"
"Eh? Kenapa pada disini?" tanya Asahi yang baru saja pulang. "Loh, Haruto sama Nao abis hujan-hujanan?"
"Apa maksud kalian ke Ryubi tadi?" tanya Saki.
"Oh, itu. Kan emang dulu harusnya kita bukan perang sama kalian, tapi sama dia," jawab Haruto.
"Tunggu. Maksudnya apa?"
"Kalian berdua tadi pasti--"
"Dia mengadu, ya? Payah," ujar Naoya.
"Watanabe-san dan Kida-san, apa maksudnya ini?" Ucapan bernada dingin dari manusia yang masih berpayungan dibawah hujan itu tentu bukan sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja.
"Aku akan membicarakan ini dengan manajer kalian," ujar Saki lalu berbalik begitu saja, berniat untuk kembali.
Beruntung Asahi masih bisa mencekal lengan gadis itu, "tolong jangan dulu. Mereka berdua bisa kuurus. Beri aku waktu untuk bicara dengan mereka.
Hujan yang semakin deras membuat Saki kesulitan untuk mengamati wajah-wajah mereka. "Kalian berdua harus minta maaf pada Ryubi. Hari ini juga. Kalau nggak--"
"Oke oke, nanti biar aku yang pastikan mereka meminta maaf padanya."
Saki mengangguk sekali lalu berlari kecil untuk kembali.
"Mereka berdua, biar aku yang urus," ujar Asahi pada Seira. Gadis itu lalu mengangguk dan menyusul Saki.
Tatapan Asahi lalu beralih. "Masuk. Tunggu aku di ruang tamu sementara aku ganti pakaian."
Sementara ditempatnya, Shira sudah menyiapkan sebuah handuk sambil duduk di depan televisi. Sesuai dugaan, Saki pasti akan basah kuyup.
"Nih, pakai. Kamu ngapain sih tadi?" tanya Shira sambil mengulurkan handuk.
"Aku ganti baju dulu. Nanti kuceritain."
Lalu Shira membiarkan Saki pergi ke kamarnya. Tidak lama, Seira kembali.
"Seira-chan, tadi ada apa?"
"Saki mana?"
"Ganti baju."
Seira hanya mengangguk mengerti. Lalu mengajak Shira kembali duduk di depan televisi. "Sebenernya aku nggak tau apa yang terjadi. Kita tunggu Saki aja."
"Jadi, tadi kayaknya mereka mukulin Ryubi," sahut Saki meski wujud gadis itu belum terlihat oleh dua gadis lainnya.
"Loh? Emangnya mereka ada masalah apa? Terus kenapa kamu ikut campur?" tanya Shira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Behind Us
FantasyGirlzy, sebuah idol grup yang baru saja resmi debut, dan Bossy, yang merupakan boygrup dari agensi yang sama, yang sudah lebih lama debut. Seseorang mendatangi semua membernya dan memberikan sebuah tanda berupa bulan sabit dan bintang disekitar seca...