-23-

14 3 0
                                    

"Nao, kamu dimana, sih?" Ternyata yang menelpon adalah Asahi. Tadi Naoya tidak sempat melihat nama penelponnya.

"Ya disini. Emang kenapa?"

"Ngapain? Yang dicari udah ketemu. Buruan pulang."

"Loh, kok nggak ada yang ngasih tau?" protes Naoya.

"Makanya kalau ada notif tuh dibaca. Haruto udah bilang daritadi."

"Oh gitu. Yaudah abis ini aku langsung pulang."

"Sama satu lagi. Kalau kamu ketemu sama Saki dijalan, kasih tau dia juga. Katanya dia nggak bisa dihubungi daritadi."

Naoya terdiam sebentar. "Dia ... sekarang ada di depanku, kok."

"Loh! Kok bisa!?"

"Udahlah. Aku tutup, ya." Lalu Naoya mematikan sambungan telepon secara sepihak. Kemudian kembali menatap Saki. "Dia udah ketemu. Masih belum mau pulang?"

Saki tidak menjawab. Bahkan tidak menoleh sedikitpun. Jadi dengan terpaksa Naoya berjalan mendekat.

"Kenapa? Ini udah malem banget. Buru--" Naoya sedikit terkejut ketika ia berusaha menarik tangan gadis itu untuk berdiri. Kulitnya terasa dingin, sama seperti pagi tadi. "K-kamu kedinginan?"

Kali ini Saki mengangguk meski tetap menunduk.

"Aku nggak bawa jaket. Buruan pulang aja," usul Naoya.

Kembali tidak ada jawaban dari Saki. Naoya berdecak sebal sebelum sebuah ide muncul di kepalanya.

Laki-laki itu mengamati sekitar untuk memastikan kalau tidak ada orang lain yang melihat mereka. Ia lalu mengulurkan tangannya ke depan dan sebuah api kecil tercipta tepat diatas telapak tangannya.

"Mendingan?"

Saki mendongak lalu mengangguk. "Makasih ... lagi."

"Lagi?"

"Iya. Aza-chan bilang, tadi pagi Naoya-kun yang bawa aku ke dorm."

/\/\/\

Pagi ini semua kembali berjalan seperti biasanya. Bahkan Shira memutuskan untuk tetap masuk sekolah meski semua member menyuruhnya untuk istirahat dulu karena kejadian semalam.

Namun tetap ada sesuatu yang tidak seperti biasanya. Yaitu Saki yang seharian ini terus saja menghindar secara halus ketika ia melihat Ryubi.

Itu yang membuat saat ini Ryubi sengaja berdiri disana sepulang sekolah. Menunggu Saki melewatinya di jalan sekitar sekolah. Bersandar pada sebuah pohon yang daunnya berguguran sambil mengayunkan tasnya.

Namun bukannya Saki yang datang, justru Naoya yang pertama kali melihatnya disana. Karena Ryubi sepertinya tidak menyadari adanya Naoya disana, ia memilih untuk bersembunyi dibalik semak yang tidak jauh dari tempat Ryubi berdiri.

Tidak ada yang melihatnya mengendap. Ia sudah memastikannya sebelum memutuskan itu. Hal yang terpikirkan pertama kali oleh Naoya tadi adalah ucapan Saki semalam. Ia tidak menyangka bahwa seorang Ryubi yang terkenal sangat baik dan ramah bisa setega itu terhadap adik perempuannya sendiri.

Entah mengapa ada sedikit rasa kesal yang kembali timbul setelah sebelumnya juga sempat kesal karena Ryubi pernah menyebarkan videonya pada kepala sekolah.

Naoya kembali memperhatikan keadaan sekitar. Setelah dipastikan aman, ia membuat api kecil diatas tangannya lalu dengan cepat mengarahkannya pada salah satu ranting pohon yang digunakan Ryubi untuk bersandar.

Story Behind UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang