Chapter 22 : Keputusan yang tepat!

621 49 13
                                    

'Masalah tidak akan pernah berakhir jika yang kita lakukan hanyalah menghindari.'

-Uchimura Hiro-

~°=°~

Uchimura Hiro

Kona bersiaplah, kami akan segera sampai di rumahmu.
10:12 AM

"HAH?! APA MAKSDUNYA DENGAN KAMI?"

Seketika rumah Kona langsung terasa gaduh. Untung saja Haru sudah pulang, jadi Kona tidak perlu khawatir pada Haru dan Hiro akan bertengkar lagi.

Benar saja, sepuluh menit kemudian ada suara ketukan pintu dari luar.

Dengan segera Kona berlari untuk membuka pintunya.

"Lama tak bertemu, Kona!" sapa Hana dengan ramah.

Secara otomatis Kona membalasnya dengan menunjukkan senyum manis dan gigi kelincinya.

"Ayo masuk."

"Wah, bersih sekali ya rumahmu," ucap Hana kagum saat melihat rumah Kona yang terlihat bersih dan nyaman.

Hahaha Kona san Hiro membalasnya dengan tawa.

'Untung saja tadi sempat aku bersihkan', ucap Kona dalam hati.

"Aku sudah bilang pada ibuku untuk tidak membuat ini, tapi dia terus saja memaksa. Terima ini," terang Hiro sembari mengulurkan sebuah Kue dengan perasa kacang.

Kona menerima kue itu dengan gembira, "Wah, aku suka sekali ini! Terima kasih Tante!"

"Tak perlu berterima kasih," balas Hana dengan malu-malu.

"Tunggu sebentar ya, aku akan memindahkan kue ini ke piring."

~°=°~

"Sudah lama tak bertemu ya, Coco."

Gadis itu terkekeh sendiri.

"Sebenarnya aku sempat bingung untuk berkunjung ke tempat siapa terlebih dahulu."

Gadis itu terlihat menahan air mata.

"Tapi karena kau temanku paling lama, aku lebih memilihmu, aku berharap yang lain tak marah karena cemburu."

HaHaHaHa

Terdengar suara tawa yang begitu sedih. Perlahan-lahan tawa itupun berubah menjadi tangis.

"Aku merindukanmu."

Untuk seperkian detik Vellic tak membuka suaranya.

Entah apa yang dipikirannya, tapi dia terlihat tenang dengan air mata yang masih mengalir.

"A-aku takut," ucapnya kemudian dengan nada yang gemetar.

"Aku takut." Tangisnya pecah seakan akan dia mengeluarkan semua yang dipendamnya.

"Aku tau aku tidak sendiri, masih ada Jean di sampingku, tapi aku tidak merasa nyaman berdua dengannya."

Isak tangisnya bertambah, dia hanya mampu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"A-aku harus apa?"

"Siapa yang sebenarnya bajingan yang membunuh kalian? SIAPA?!"

"SIAPA?! BANGUN COCO!! BANGUN!! BERITAHU AKU!! KEMBALI PADAKU!!"

Rintihannya terdengar sangat menyayat hati. Dalam berbagai hal Coco sudah sangat membantunya. Entah apa yang terjadi hingga Coco memutuskan bunuh diri.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang