Chapter 23 : Kue Kacang - Kona's Pov

540 48 9
                                    

'Terasa menakutkan jika hari berjalan begitu lancar.'

-Kageyama Konara-

~°=°~

Kona's Pov

Aku benar-benar tidak menyangka sangat mudah membujuk orang tuaku untuk membatalkan pertunangan ini.

Tapi ini belum akhir, apakah orang tua Kei akan menyetujuinya?

Apakah orang tua Kei akan percaya dengan tingkah laku Kei yang sebenarnya?

Itu yang menjadi kekhawatiranku selama ini.

Aku ingin lepas dari hubungan toxic ini, aku ingin lepas dari Kei dan.., Haru.

Walaupun aku tau, aku sangat tau bahwa Haru ikut andil dalam melindungiku.., namun dia sangat menakutkan.

Jika ditanya apakah aku masih menyukainya?

Aku tidak yakin itu cinta atau sebuah ketakutan.

Rasa ingin hidupku lebih besar dibanding cinta itu, tapi sebenarnya aku juga tidak yakin.

Dan jika diminta untuk memilih antara Haru dan Hiro, aku lebih baik tidak memilih siapapun. Mereka berdua sama-sama menakutkan, terlebih lagi sikap Hiro yang dapat berubah kapan saja.

Sepertinya, dia memiliki kepribadian ganda.., tapi aku tak yakin.

Sebenarnya dia sangat sangat baik, setidaknya kepadaku. Namun, dia bisa berubah menjadi sosok yang menakutkan.

Hiro dan ibunya mengantarku pulang, aku sempat ditanya ingin menetap di kampung atau tidak, tentu jawabanku tidak.

Tidak karena aku tidak ingin Haru datang ke rumah orang tuaku.

Entah bagaimana caranya, di manapun aku berada dia dapat menemuiku. Sudah seperti dia menaruh GPS di dalam tubuhku, tapi aku rasa itu tidak mungkin.

Meskipun aku tidak bersama orang tuaku di Kota ini, aku tetap merasa nyaman karena ada Tante Hana yang menyayangiku seperti anaknya.

Di dapur aku membuat sesuatu untuk di makan, meskipun aku tidak pandai melakukannya, tapi aku bisa.

Oiya, kue kacang dari Tante Hana pun sudah aku habiskan.

ARGH!

Sial, aku terciprat minyak.

Huft, aku menyesal karena memutuskan untuk memasak, tapi aku tidak mungkin keluar mencari makan dengan perban di kepalaku.

Akhirnya aku memutuskan untuk membuat Ramen, setidaknya aku punya banyak stok untuk itu.

JDER!! JDERR!!

Mendadak ada suara petir yang menyambar.

Aku menghela nafas yang sempat gusar, traumaku belum seutuhnya mereda. Aku beruntung karena sinar matahari masih bersinar, keadaan akan buruk jika malam tiba dan lampu padam.

JDER!! JDERR!! JDERRR!!!

Aku menutup kedua telingaku dan berusaha untuk tenang. Ku habiskan ramen yang aku buat dan mencuci mangkuknya.

Hufftt.., hari yang cukup melelahkan, di awali dengan Haru yang tidak bisa kutebak jalan pikirnya, dan Hiro yamg berbicara tanpa hentinya.

Aku harap, menjelang malam ini hariku tetap akan baik-baik saja.

Karena mulai merasa jenuh, aku berfikir untuk membersihkan seluruh sudut rumah karena tidak mungkin aku berbaring terus menerus. Aku tidak ingin di masa tua bersama penyakit-penyakit yang menemaniku.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang