Chapter 11 : Tipu Muslihat

3.3K 199 30
                                    

'Mereka terlalu pintar menilai dirimu, sehingga terlalu buruk untuk menilai diri mereka sendiri.'

-Takeshima Haru-

~°=°~

Seminggu kemudian.

Sudah satu minggu Zyzya tidak masuk sekolah dan tidak ada yang tau kabarnya.

Vellic dan teman-temannya pun sudah mengunjungi rumah gadis itu, tapi tidak ada satupun orang terlihat di dalam rumahnya.

Vellic berfikir mungkin Zyzya sedang pergi ke Russia untuk bertemu keluarganya, makanya Vellic tidak menghubungi ayah Zyzya.

Namun, tiba-tiba Vellic mendapat telepon dari ayah Zyzya.

"Iya, Paman."

"Vellic, kenapa saya tidak bisa menghubungi telepon anak saya?"

"Oh? Maaf, Paman, sudah satu minggu ini Zyzya tidak terdengar kabar, kami kira Zyzya bersama Paman di Russia."

"Hah? Tidak, Zyzya tidak bersama Paman. Tolong ya Vellic, cari Zyzya di rumahnya."

"Baik, Paman. Saya akan ke rumah Zyzya sore ini."

Pulang dari sekolah, Vellic langsung ke rumah Zyzya. Saat ia buka pintu rumahnya, ia terkejut saat tau pintu itu tidak terkunci.

"Zyzya? Kamu di rumah?"

Vellic berjalan menuju kamar Zyzya dengan langkah pelan.

Sambil berteriak, "Zyzya? Kamu di rumah? Hallo?"

Tok tok tok!

Vellic mengetuk pintu kamar Zyzya denga kencang. Karena tidak ada yang membuka, Zyzya memutar knop pintu kamar itu.

Glep

"ARGH!!" teriak Vellic saat melihat jasad Zyzya di hadapannya.

"Z-zyzya?!" Vellic mendekati mayat yang mulai membusuk itu tanpa ragu-ragu.

"Zyzya?!"

Air mata Vellic mulai keluar, tangannya bergetar cukup cepat. Dadanya terasa sesak saat melihat mayat yang ternyata adalah mayat sahabatnya.

Dengan tangan yang bergetar, Vellic langsung menelpon ayah Zyzya untuk menyampaikan kabar duka tersebut.

~°=°~

Terdengar isakan tangis dari ayah Zyzya saat melihat jenazah anaknya sendiri.

Saat mendengar kabar bahwa anaknya meninggal dengan cara yang mengenaskan, ia langsung terbang dari Russia ke Jepang.

Ia bahkan hampir pingsan saat melihat anaknya yang tidak mempunyai mata, telinga, dan nyawa lagi.

Sungguh menyedihkan.

Dengan tegas ia meminta polisi untuk menemukan pelaku yang membunuh anaknya, karena kematian anaknya itu sangat tidak wajar.

Polisi menyelediki semua barang Zyzya salah satunya diary dan handphonenya.

Mirisnya, polisi tidak dapat menemukan sidik jari pelaku, semuanya bersih karena tertutup oleh darah yang sangat banyak ditambah pula dengan kondisi mayat yang sudah membusuk.

Banyak hal yang aneh tentang kematian Zyzya. Salah satunya adalah hilangnya telinga Zyzya yang terpotong.

Dari handphone dan diary yang diselidiki, polisi menemukan satu nama yang menjadi penyelidikan, Hiro.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang