-Yang ada di atas itu adalah gambar Vellic-
...
'Bibir manismu itu, hanyalah milikku.'
-Takeshima Haru-
~°=°~
Jean, Cronia, dan Aiko terkejut saat melihat Vellic berteriak, mereka menghampiri Vellic yang sudah tidak sadarkan diri.
"K-kupingnya siapa itu?" tanya Aiko panik.
Jean mengambil potongan telinga yang masih tergeletak dekat dengan kaki Vellic.
"Uh, baunya sangat busuk," sengit Cronia sambil menutupi hidungnya.
"Ayo bawa Vellic ke UKS," ajak Aiko.
"Aku cari kuncinya terlebih dahulu," sahut Jean.
Cronia berjongkok mendekati Vellic.
"Vel, bangun. Vel," panggilnya sembari mengguncang-guncangkan tubuh Vellic.
"Vel!" teriak Cronia kencang tepat di telinga kanan Vellic.
~°=°~
KONA'S POV
Argh!!
Aku meringis saat Haru sedang mengobati luka di bibirku.
"Sst," suruh Haru.
"Masih lama ya?" tanyaku sembari menahan rasa kesakitan.
Haru menatapku dengan tatapan dinginnya.
"Akan aku balas para Jalang itu!"
"Jangan! Nggak usah, nggak apa-apa," pintaku sambil berusaha untuk tersenyum.
"Mereka keterlaluan, Kona."
Aku memegang tangan kanan Haru dengan lembut, "Nggak apa-apa, jangan lakuin apa-apa, oke?"
Haru tertegun, kemudian ia tersenyum singkat.
"Terserah apa katamu," balasnya.
"Ngobatinnya udah?"
Haru menganggukkan kepalanya.
"Tinggal yang di kepalamu, sini aku kasih antibiotik."
Aku menggeleng cepat, "Nggak usah, udah nggak berdarah lagi kok."
Haru menaikkan satu sudut bibirnya.
"Baiklah, terserah. Aku mengalah karena kondisimu sedang tidak baik."
Aku tersenyum puas.
Haru pergi dari kamarnya untuk mengembalikan kotak P3K di tempatnya.
Aku pun menggunakan waktu itu untuk mengganti pakaianku.
Tidak lama setelah aku mengganti pakaianku, Haru datang dengan senampan piring dan minuman.
Dia sangat perhatian kepadaku, dan aku mulai bisa menerimanya.
"Makanlah," katanya lembut.
Aku menggeleng.
"Aku nggak laper, kamu aja yang makan," tolakku halus.
"Kona, kamu belum makan apa-apa."
"Iya aku tau, tapi aku nggak laper, Haru."
"Makan atau aku cium?" Jantungku mendadak berderu kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine [END]
Mystery / ThrillerAku benci sampah-sampah itu. Sungguh, aku ingin mencongkel mata mereka saat mereka menatap jijik wanitaku. Aku sangat ingin memutuskan tangan mereka saat mereka menyentuh kasar wanitaku dan aku ingin mematahkan tulang kaki mereka saat mereka menend...