Chapter 19 : Terikat

1.1K 95 39
                                    

"Bagaimanapun juga, kita sudah terikat."

-Takeshima Haru-

~°=°~

"Pak polisi, apa bapak tidak merasa lelah? Semua orang sudah tau tentang keburukan ibuku bukan? Lagipula semua warga di Jepang akan melupakannya dalam hitungan satu bulan. Tidak mungkin juga aku membunuhnya karena hampir tidak pernah aku bertemunya di rumah."

Polisi itu tersenyum, "Baik, terima kasih atas kerja samanya, anda boleh pulang."

Haru hampir saja tidak bisa menahan tawanya.

Polisi itu sangat bodoh.

Haru berjalan keluar dari kantor polisi.

Namun, saat sampai di pintu masuk, Haru melihat ada seorang gadis yang meringkuk memeluk lulutnya.

"Kona?"

Gadis itu menoleh.

Haru bisa melihat jelas bahwa sekarang matanya dipenuhi genangan air mata.

"H-haru," suaranya serak saat memanggil nama Haru.

Haru mendekat dan berdiri di depannya. Dia mendongakkan kepala dengan masih memeluk lututnya. Bibir mungilnya bergetar, seakan masih menahan isakkannya.

"Kenapa di sini?" tanya Haru penasaran.

"Apa benar kalau ibumu telah tiada?" tanyanya lirih.

Haru menekuk satu lututnya untuk mendengar lebih jelas.

"A-apa benar, ibumu telah tiada?" ulangnya.

Haru menatapnya dalam, "Siapa yang memberitahumu?"

Kona menunduk, "Benar ya?"

Haru menatapnya, "Siapa pun yang membunuhnya, itu tidak penting."

Kana terpaku, matanya mulai memanas lagi, "Aku benci kau."

Haru berusaha untuk memegang wajah Kona, namun ditepis, "Aku benci padamu! Aku benci memliki kekasih pembunuh sepertimu!" Tangis Kona parau.

Haru tak bisa membalas kata-katanya.

Kona berdiri dan berniat untuk pergi meninggalkan Haru.

Namun, tangannya dicekal oleh Haru yang menunduk.

Badan Kona bergetar, jantungnya tak berhenti untuk berdegup kencang.

"Jangan pergi."

Kona berusaha menahan senggukkannya.

"Aku bukan milikmu lagi," ucap Kona penuh dengan keberanian.

Tetapi cekalan di tangannya kian menguat.

Dengan segala usaha, Kona menahan agar tak menangis.

"Lepas," ucap Hiro yang entah datang darimana.

Haru mengangkat kepalanya, mencari sumber suara yang mengganggunya.

"Hiro..," ucap Kona dengan suara seraknya.

Hiro mendekat, "Lepas!" sembari melepas cekalan tangan Haru dengan kasar.

Tapi dengan cepat Haru berdiri dan mencengkeram kerah Hiro dengan kuat.

Hiro membalas dengan tatapan menantang, "Kau tau ini dimana?"

Haru memberikan senyum smirknya, "Lalu? Kau mau mati di sinikan?"

Kona berusaha untuk melerai, "Lepas Haru!"

Haru sama sekali tak mendengarkan.

"Kona bukan milikmu lagi, dia tak pernah menyukaimu," ucap Hiro pelan.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang