'Dia milikku, harus terus bersama denganku.'
-****** ****-
~°=°~
VELLIC'S POV
Aku berlari tanpa arah di dalam ruangan yang gelap tak bercahaya. Aku mencoba mencari jalan keluar namun tidak dapat menemukannya.
Tiba-tiba, GLEP. Suara beberapa lampu dinyalakan.
Masing-masing lampu itu menyinari kursi-kursi yang ada di bawahnya.
Tempat apa ini?!
Meskipun begitu, ruangan itu tetap terasa gelap dan pengap.
"Coco?"
"Zyzya?"
"Aiko?"
"Cronia?"
"Jean?"
M-mengapa teman-temanku ada di sini sedang duduk terikat dengan banyak darah di tubuh mereka?!
Aku berlari mendekati mereka, "C-coco? K-kau hidup kembali? Apa yang terjadi?"
"P..pergi...pergilah," gumam Coco.
"Tidak! Mengapa aku harus pergi?!"
"Di sini tidak...a...man."
"Aku akan membebaskan kalian." Vellic berusaha melepas ikatan yang ada di belakang kursi namun tidak bisa.
"Mengapa ini sulit sekali untuk dibuka?!"
"Percuma," sahut Coco.
"Apa yang sebenarnya terjadi?!"
"Diamlah. Jangan berisik, orang yang membunuhku ada di sini."
"M-membunuh?! K-kau dibunuh?!"
Coco hanya menjawab dengan ekspresinya.
"Siapa?!! Siapa yang membunuhmu?!!!" Vellic mengguncangkan kedua bahu Coco agar ia cepat menjawab.
Namun Coco hanya memalingkan wajahnya.
"JAWAB AKU!!!"
Mata Coco tiba-tiba terbelalak, "V-vellic, menjauhlah! P-pembunuh itu datang!!"
Vellic membalikkan badannya dan saat itu juga dia melihat Haru dan Hiro sudah berdiri di belakangnya.
Dia terkejut saat ada satu orang lagi mengenakan tudung untuk menutupi wajahnya sedang berdiri membawa pisau berlumur darah.
"K-kalian?! S-siapa dia?!" tanya Vellic seraya menunjuk ke arah sosok itu.
"P-pergi Vellic! Selamatkan dirimu!!"
Tidak. Aku tidak akan pergi.
Aku berlari mendekati sosok bertudung itu namun tiba-tiba dia menghilang saat aku akan menyentuhnya.
Kedua mataku mencari sosok itu dengan seksama, dan kini sosok itu berpindah ke kursi Jean.
Kini dia tidak memegang pisau, namun beralih menjadi pistol yang kemudian,
DUAARRR!!!
ARGH!!
Sialan, aku memimpikan itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine [END]
Mystery / ThrillerAku benci sampah-sampah itu. Sungguh, aku ingin mencongkel mata mereka saat mereka menatap jijik wanitaku. Aku sangat ingin memutuskan tangan mereka saat mereka menyentuh kasar wanitaku dan aku ingin mematahkan tulang kaki mereka saat mereka menend...