Chapter 7 : Boneka

4.9K 244 38
                                    

"Ibu harus mengoperasi wajah Ibu terlebih dahulu jika ingin menandingi wajah cantiknya."

- Uchimura Hiro -

~°=°~

Hiro's Pov

Hatiku sakit saat melihat Kona dilakukan seperti itu.

Aku merasa gagal untuk menjaga Kona. Ingin kutampar wajah Vellic si bajingan itu dengan tanganku, tapi Kona berhasil mengurungkan niatku.

Aku marah, aku sedih, dan aku sakit. Itu yang aku rasakan saat melihat Kona ditampar oleh tangan si jalang itu.

Sungguh, aku akan membalas semua perbuatanmu, Vellic.

Satu hal yang membuatku sedih adalah ketika Haru menggandeng tangan Kona dan membawanya keluar begitu saja dari kantin.

Aku frustasi, aku menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan diriku sendiri. Namun kesedihan itu mereda saat Kona mengizinkanku untuk menonton bersama di rumahnya.

Film yang dia pilih adalah film horor yang juga memiliki genre romancenya. Berkali-kali aku menahan tawa ketika melihat ekspresi ketakutan Kona.

Setiap kali kutanya, "Kamu takut?" Dia selalu mengelak, sangat menggemaskan.

Saat film berakhir, aku melihat Kona menyenderkan kepalanya di bahuku, dia tertidur pulas. Aku dapat melihat wajah cantik dan polosnya dari jarak yang sedekat ini. Aku dapat melihat tatapan mata Kona yang selalu menyiratkan ketakutan yang selalu ia tutupi dan sampai saat ini aku tidak tau apa itu. Aku tersenyum melihatnya nampak tenang dalam tidurnya. Aku membiarkan dia tetap pada posisi seperti ini agar tidak mengganggunya tidur.

"ARGH!! TIDAK! JANGAN!"

Aku melihat ia terpelonjat bangun dari tidurnya. "Kenapa, Kona?" Kona menghela nafas gusar, ia berkeringat cukup banyak, dapat terlihat aura ketakutan muncul dari wajahnya.

"Mimpi buruk?"

Kona mengangguk, "A-aku sangat takut," ucapnya gemetar.

"Itu hanya mimpi, tenanglah." Kona menggeleng, "A-aku akan mati, aku akan mati, Hiro."

"Kita semua akan mati, Kona."

"A-aku mati dibunuh sesorang! A-aku takut," Kona mulai terisak.

Aku mencoba mendekati lalu memeluknya, "Ada aku di sini, tidak ada yang bisa melukaimu. Aku janji." Nafas Kona sudah mulai teratur, dia mulai tenang.

"Euh? Aku baru sadar dari tadi kamu di sini ya? Maaf tadi aku tertidur."

"Iya, gapapa. Aku pulang dulu ya."

"Baiklah."

Kona mengantarku keluar dari rumahnya.

"Hati-hati, Hiro!"

Aku mengancungkan jempolku dan pergi dari rumah Kona.

Aku berjalan menuju rumahku, di depan rumah aku disambut oleh ibuku, Hana.

"Darimana saja kamu?"

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang