Chapter 5 : Korban Pertama

5.7K 297 104
                                    

'Menurutku, membunuh bukanlah salah satu cara untuk menyelesaikan sebuah masalah.'

-Kageyama Konara-

~°=°~

Kona's POV

Bagai tersambar petir hatiku saat mendengar berita buruk ini. Aku menangis saat ikut mengantarkan Coco ke peristirahatan terakhirnya.

Hampir semua teman sekolah Coco datang, bukan hanya teman Coco yang datang, hujan dan petir juga datang menyambar, sepertinya langit ikut bersedih.

Saat sesi penaburan bunga, tak sengaja mataku bertemu dengan mata Haru. Tatapan matanya sangat teduh, tapi seperti memiliki sesuatu yang ia simpan, entah lah aku tak peduli.

Air bening dari mataku tak henti-hentinya berhenti untuk turun. Aku sangat bersedih. Namun, aku tidak sendiri, ada Hiro yang datang menemaniku.

"Ini," Hiro memberikanku sebuah botol air mineral.

"Terima kasih."

"Sudahlah, jangan menangis, harusnya kamu bahagia."

"Bahagia?"

Entahlah, aku sudah lupa caranya bahagia. Aku membuka tutup botol minuman itu dan meneguk airnya secara perlahan.

Hiro menatapku dengan serius, "Iya bahagia, karena orang yang mengganggumu telah tiada. Setidaknya musuhmu berkurang satu."

Ingin ku semburkan air yang ada di mulutku saat mendengar perkataan Hiro,

"Aku tidak ingin membahas itu. Aku di sini untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari musuh. Meskipun Coco menggangguku, ia tetap saja teman kelasku," jelasku diikuti isakan.

"TEMAN?! Kamu menganggap Coco teman tapi kamu membunuhnya!!" sambar Vellic tiba-tiba. Aku dan Hiro sangat terkejut. Kami berdua berdiri dari duduk, "Aku tidak membunuhnya," terangku.

Vellic menjambak rambutku dengan kencang hingga membuatku meringis kesakitan.

"KAMU BALAS DENDAM KAN?! TERNYATA KAMU SANGAT BUSUK!"

Aku dapat melihat mata Vellic yang bengkak, sepertinya ia menangis cukup lama. Hiro menarik tangan Vellic agar melepaskan jambakannya, "Apa buktinya? Dia memang pantas mati, Bodoh!" bela Hiro.

Vellic membelalakan matanya, "Kurang ajar! Aku yakin si jalang ini yang membunuh sahabatku! Aku pasti akan mendapatkan bukti! Tunggu!!" sentaknya sembari mendorong tubuhku dengan telunjuknya. Aku hanya bisa menangis, aku terlalu sedih menerima kenyataan ini. Aku tau rasanya kehilangan sahabat untuk selamanya. Tapi sungguh, aku menganggap Coco sebagai temanku tak peduli seberapa jahat dia padaku.

PLAK!!

Satu tamparan keras aku terima dari seorang ibu paruh baya yang tiba-tiba datang menghampiriku. Hiro membelalakan matanya tak terima.

"KAMU KAN?! KAMU KAN YANG MEMBULLY ANAK SAYA HINGGA IA MEMILIH BUNUH DIRI?!"

"Iya, Tante, dia membunuh Coco kita!" isak Vellic.

Hiro menyela, "Tidak, Tante! Kona tidak membully ataupun membunuh anak Tante, malahan sebaliknya!"

"Anak saya tidak pernah jahat kepada siapapun!" tangis Ibu Coco pecah.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang