Chapter 16 : Hei, Shika

3.2K 154 25
                                    

'Aku merindukanmu.'

-Takeshima Haru-

~°=°~

Haha, aku dengar suara ringisan dari lelaki bernama Zen ini.

Aku ambil pisau yang aku simpan di belakang tubuhku. Lalu aku tusukkan pisau itu ke tubuh lelaki itu.

ARGHH!

Aku tertawa saat mendengar suara memekikkan itu keluar dari mulutnya.

"S-siapa kamu..," lirihnya.

"Kau lupa denganku? Aku yang membanting handphonemu itu."

JLEB! JLEB! JLEB!

Kutusuk tubuhnya berulang kali hingga ia lemas kehabisan darah.

"M-maafkan aku..,"

"Terlambat," bisikku.

JLEB! JLEB! JLEB!

Aku lepas ikatan kain dari matanya. Dia masih hidup! Aku dapat mendengar deru nafasnya yang kian melemah dan matanya yang mulai menutup.

Ini hebat!

SRKSRKSRK

Aku potong tangan kanan Zen tanpa kendala sedikitpun.

Lalu aku pisahkan semua jari kaki Zen. Ini sangat mudah! Apakah dia sudah mati? Tentu saja.

Setelah merasa puas, aku ukir sebuah tulisan 'Be Carefull' yang tidak akan pernah hilang dari tubuhnya dengan pisauku.

"Berhati-hatilah, Bodoh!" ucapku sebelum pergi meninggalkan mayat tak berbentuk ini.

~°=°~

AUTHOR'S POV

"Hoaaaammmm."

Pagi yang cerah menyambut Kona.

Kona dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih belum terbuka dengan benar mencoba untuk berdiri dari kasur.

"Ahh, cerah sekali hari ini," ucap Kona senang.

Sinar matahari yang hangat mulai mencoba memasuki kamar Kona namun terhalang oleh badan tegap laki-laki dingin bernama Haru.

Arghh!!

Kaget Kona saat membalikkan badannya.
"Haru?! Ke- mphh!"

Haru membekap mulut Kona agar Kona berhenti bicara.

"Sstt, ini hari yang jangan memulai hari ini ocehanmu," bisik Haru tempat di telinga kanan Kona.

Perlahan Haru melepaskan bekapannya.

"Haru..," lirih Kona.

"Kamu cantik sekali dengan rambut yang seperti ini," ucap Haru sembari menyelipkan rambut Kona ke telinga dengan pelan.

Matanya menatap Kona dengan tajam dan berhasil membuat wajah Kona merah semerah tomat.

"Haru.., hentikan," ucap Kona sambil menunduk dikarenakan tidak bisa menahan lagi rasa malunya.

Haru tersenyum hangat, senyumnya sangat hangat sehingga bisa mengalahkan sinar mentari pada pagi hari ini.

Haru menarik wajah Kona dengan kedua tangannya, menatapnya dengan penuh cinta, dan mencium keningnya.

Tubuh Kona berasa getaran yang luar biasa, kakinya lemas dan hatinya senang.

"Ahh, manis sekali," ucap Haru tak tahan lagi ingin memeluk Kona.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang