Chapter 6 : Luka

5.3K 269 34
                                    

'Sejahat-jahatnya orang, sekejam-kejamnya orang, dia pasti juga memiliki kelembutan hati yang tidak bisa ditunjukkan.'

-Vellica Sheana Sherly-

~°=°~

Polisi masih mengunjungi rumah Coco, berniat mengupas segala yang terjadi pada anak malang tersebut.

Banyak dugaan yang terjadi. Dari yang pertama, dugaan bunuh diri, dugaan ini muncul ketika polisi berhasil menemukan bukti dari buku harian Coco yang di sana tertulis,

"Aku lelah, aku tidak tau harus bagaimana. Aku ingin istirahat sejenak untuk melupakan semua masalahku. Jika diberi kesempatan, aku ingin mati."

Ibu Coco tentu sangat syok dan depresi hingga pingsan, beliau langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Beruntung, beliau baik-baik saja dan sekarang sedang menjalani proses pemulihan.

Dugaan kedua bahwa Coco dibunuh oleh seseorang yang masih diselidiki polisi. Dugaan itu ada ketika dokter yang mengotopsi jasad Coco menemukan tikaman di perut Coco yang sangat dalam dan sepertinya disegaja. Masalahnya, dugaan kedua ini masih diambang kepastian, karena penyelidik tidak menemukan sidik jari atau jejak si pelaku. Maka dari itu, dugaan pertama adalah dugaan terkuat.

Polisi masih mencari penyebab atas keinginan Coco untuk menghabisi nyawanya sendiri. Teman-teman Coco tak terhindar dari penyelidikan itu, Vellic adalah teman terdekat Coco adalah orang pertama yang diselidiki. Tapi sayang, Vellic tidak bisa membantu banyak pekerjaan polisi.

Hingga saat ini, kasus kematian Coco masih berjalan. Ibu Coco berharap bahwa kasus ini akan segera selesai dan ia bisa tidur nyenyak. Sudah satu minggu lamanya ibu Coco menginap di rumah sakit yang ditemani Vellic dan teman-temannya.

"Tante mau buah?"

Ibu Coco menggeleng dan tersenyum, "Untukmu saja. Tante tidak lapar."

Vellic menghela nafasnya halus, "Tante, Tante harus makan yang banyak supaya cepet sehat. Vellic tau, Coco pasti ingin melihat senyum Tante muncul lagi dari atas sana."

"Iya, Tante. Kalau Tante masih terus-terusan nahan laper, ntar Coco malah tambah sedih," sahut Aiko.

Tangan Jean mengambil satu buah apel dan berjalan menuju ibu Coco yang sedang terbaring lemas di ranjang, "Ayo makan, Tan. Tante gak mau kan, kalau anak Tante sedih di atas sana?"

Ibu Coco mengangguk dan mengambil buah itu dari tangan Jean.

"Tante kurus sekali," ucap Cronia dengan nada sedih.

"Terakhir waktu aku bertemu Tante, Tante tidak sekurus ini."

"Haha, kalian tidak usah terlalu khawatir, Tante sedang menjalani program diet."

"Tante bercanda?" tanya Zyzya kaget.

"Iya," jawab Ibu Coco diiringi tawa yang renyah, namun berhasil membuat Vellic dan teman-temannya ikut tertawa.

~°=°~

Kona berjalan dan memasuki kelasnya dengan lemas. Ia tidak sarapan karena bangun kesiangan dan bahkan hampir telat masuk sekolah.

Penyebab yang membuat Kona bangun kesiangan adalah PR.

Semalam Kona mengerjakan PR nya hingga larut malam, karena ia juga harus menjakan tugas milik Vellic cs. Kona merasa heran pada Vellic dan teman-temannya, padahal Kona tidak terlalu pandai, tapi kenapa mempercayai semua tugas mereka pada Kona? Menurut Kona, mereka melakukan itu karena terlalu malas. Mereka juga tidak peduli dengan nilai yang didapatkan, karena yang terpenting mereka sudah mengerjakan tugas itu dengan menggunakan otak Kona.

Be Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang