Dinda berpikir kupingnya sedang bermasalah, tidak mungkin ia mendengar kalau Rizky si musuh bebuyutan dengan gampangnya menawarkan diri untuk mengajarinya basket.
Jelas tidak mungkin!
"Gue... gak salah denger?" Tanya Dinda
"Iya lo gak salah denger gue emang mau ngajarin lo." Jawab Rizky
Dinda menyipitkan matanya, masih heran dan bingung.
"Mau gak?" Tanya Rizky
Dinda maju selangkah mendekati Rizky, "Gak! Makasih tawarannya tapi gue bisa latihan sendiri."
"Yakin gak mau?" Rizky menatap Dinda
"Iya gue yakin seratus persen!" Jawab Dinda
"Hem.. gue sih gak yakin kalau lo latihan sendiri gini lo bakal dapet nilai yang bagus pas pengambilan nilai nanti." -Rizky
"Eh maksud lo apa ngomong kaya gitu? Gue rajin latihan juga pasti gue bisa." -Dinda
"Ya cuman gak yakin aja sih, lagian... gue nawarin lo itu secara cuma-cuma kok gak pake syarat atau bayar dan hal itu sebenarnya langka banget terjadi." -Rizky
Dinda menatap Rizky masih bingung.
Kenapa ni cowok tiba-tiba jadi baik gini mau ngajarin gue basket? Hmm... pasti nanti ada maunya nih. Batin Dinda.
"Anggep aja ini sebagai rasa terimakasih gue karna lo udah balikin jaket gue." -Rizky
"Oh, sama-sama. Gak perlu sampe nawarin buat ngajarin gue juga gakpapa kali. Gue juga gak sengaja nemu jaket lo di gudang." -Dinda
Rizky ngembusin napas, "Jaket itu sangat berharga buat gue, jelas gue senang banget jaket itu balik.
Dinda hanya diam menatap Rizky.
"Lo terima tawaran gue dan gue jamin nilai lo bakal bagus." -Rizky
Dinda bingung, haruskah dia menerima tawaran Rizky?
Tapi kalau di pikir-pikir ini adalah kesempatan yang langka banget dan ini bakal menguntungkan buat Dinda, karna semuanya juga tau kalau Rizky pemain basket yang handal dan kalau Dinda diajarin sama Rizky, pasti nilainya bakal bagus, setidaknya lebih bagus daripada nilai sebelumnya.
"Jadi gimana? Tawaran gue gak datang dua kali loh." -Rizky
"Tapi... kenapa sih tiba-tiba lo mau ngajarin gue? Kenapa jadi sok baik gini sama gue? Biasanya juga lo seneng ngeliat gue di omelin karna gagal mulu." -Dinda
Rizky terkekeh, "kan gue udah bilang ini sebagai rasa terimakasih gue sama lo."
Dinda memperhatikan Rizky berusaha mencari tahu jika lelaki itu mempunyai rencana lain. Namun ia tidak mendapati kelicikan di wajah Rizky, sepertinya lelaki itu bersungguh-sungguh ingin mengajarinya karena merasa berterimakasih dengannya.
"Em... oke deh gue mau tapi dengan syarat lo harus bikin nilai gue bagus. Minimal gue dapet nilai 75 deh." -Dinda.
"Jangankan 75 lo mau dapet nilai 90 juga gue bisa." -Rizky
"Serius?" Dinda terlihat antusias.
Rizky hanya mengangguk.
Dinda tersenyum senang, "Kalau gue bisa dapet nilai 90 dalam mata pelajaran olahraga, itu berarti bakal jadi rekor banget buat nilai gue di bidang ini. Pokoknya gue bakal dapetin nilai segitu!" -Dinda
Rizky tersenyum kecil, "lo pasti bisa dapet nilai segitu asal lo niat dan rajin latihan."
"Gue niat kok dan ini adalah terniat gue." -Dinda
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)
Teen Fiction"apa-apaan gue nikah sama musuh bebuyutan?!" -Dinda. "ogah banget gue nikah sama musuh gue sendiri!" -Rizky. Publish : 03 agustus 2018 Republish : 11 mei 2020 don't copy-paste my story.