MTM (30)

1.6K 74 48
                                    

Kedua mata Dinda dan Rizky sama-sama membola. Ke empat orang tua tersebut hanya terdiam melihat reaksi anak mereka, mereka tau pasti anak mereka akan seterkejut ini.

"Mama bercanda kan?" Ucap Rizky dan Dinda masih diam mencerna ucapan Mama Rizky barusan.

"Emangnya muka Mama keliatan lagi bercanda?" Mama Rizky balik bertanya.

Rizky terdiam tapi wajahnya meneliti wajah sang Mama, berusaha mencari kebohongan disana. Mungkin aja Mama emang lagi bercanda. Batinnya

"Kami serius, nak. Kalian berdua akan kami jodohkan." Kini giliran Mama Dinda yang berucap.

"Mah, jangan bercanda dong. Kan Mama tau aku gak suka sama dia." Ucap Dinda blak-blakan.

"Yang suka sama lo juga siapa?" Rizky langsung menyahut dengan menatap Dinda tak suka.

Dinda balas menatap Rizky, "Yang suka sama gue banyak!"

Rizky tertawa meremehkan, "mana ada yang suka sama cewek ngegas kaya lo."

Dinda melipat kedua tangannya di dada dan menatap tajam kearah Rizky, "Emang lo pikir ada juga cewek yang suka sama cowok rese kaya lo? Haha mana ada."

Ke empat orang tua tersebut hanya tersenyum sambil menggeleng melihat perdebatan anak-anak mereka.

"Tanpa gue sebutin, lo juga pasti tau kalau di kelas cewek-cewek itu banyak yang naksir sama gue. Itu baru di kelas, belum di kelas lain." Pamer Rizky

Dinda bereaksi seolah-olah ingin muntah, "pede banget sih lo!"

Rizky memperlihatkan wajah cool nya, "emang kenyataan."

"Heh, mereka kagum sama lo karna lo itu tim basket, yang katanya keren, padahal mah anak basket gak ada keren sama sekali." Dinda memasang wajah meremehkan.

"Itu cuma di mata lo, di mata cewek-cewek lain basket itu hal yang paling keren, apalagi kalau yg main tampangnya cakep kaya gue gini." Rizky semakin pede.

Dinda berpose seolah-olah ingin muntah untuk yang kedua kali.

"Halah... apanya yang keren dari basket dan dari cowok rese kaya lo?"

Oke, sekarang Dinda dan Rizky sudah berada di dunia mereka sendiri, saling berdebat seolah-olah hanya ada mereka berdua dan melupakan kehadiran orang tua mereka yang sedari tadi hanya tersenyum dan menggeleng melihat dua orang yang saling tak mau kalah tersebut.

"Yang keren dari basket? Kalau lo berhasil masukin bola oren itu ke dalam ring cuma dalam sekali shoot."

Dinda terdiam sejenak mencerna kata-kata Rizky.

Rizky melanjutkan kalimatnya, "bahkan sekalipun lo itu adalah pemain profesional, pasti lo bakal merasa bangga kalau bola itu berhasil masuk, seolah-olah itu adalah suatu hal yang paling berharga dalam hidup lo dan dengan hal itu udah bisa bikin lo tersenyum bangga sama diri lo sendiri."

Dinda kini terdiam.

Rizky tersenyum melihat reaksi Dinda.

"Dan cuma diri lo sendiri yang tau jelas gimana bangganya lo saat lo berhasil masukin bola itu ke dalam ring."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Rizky memberi senyum kearah Dinda. Dan hal itu membuat Dinda tercekat. Dari kalimat Rizky dan dari senyuman itu.

Dinda seolah merasa bahwa kalimat Rizky barusan adalah mengenai dirinya. Karna Dinda memang merasakan hal yang luar biasa bangga ketika pertama kali ia berhasil memasukan bola basket itu ke dalam ring. Dan disaat ia berhasil melakukan itu di depan teman-teman dan guru olahraganya.

Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang