MTM (5)

7.8K 289 28
                                    

Dinda melangkahkan kakinya kesal menuju kantin. Ia tidak sendiri, ia ditemani oleh dua benda yang masing-masing ada di kedua tangannya.

Di tangan sebelah kanan, ada dompet dan di tangan sebelah kiri, ada buku paket Sejarah lengkap dengan buku tulis dan pulpen.

Dia terus saja mengomel dan memaki seseorang yang sudah membuatnya seperti ini.

Siapa lagi kalau bukan Rizky.

'Majikan' sementara Dinda.

Hari ini Dinda sudah mulai menjalankan pertanggung jawabannya terhadap Rizky dengan menjadi babunya selama seminggu.

Dan 'penyiksaan' itu dimulai.

Flashback

"Gue setuju." ucap Dinda ragu.

Tentu saja ia ragu untuk menerima menjadi babu Rizky.

Bagaimana jika nanti Rizky menyuruhnya yang macam-macam?

Oh, atau mungkin... Dinda akan di siksa oleh Rizky?

Secara beruntun pertanyaan itu bermunculan di benak Dinda.

Rizky tersenyum kecil mendengar perkataan Dinda. Ia tahu, pasti Dinda akan menyetujui itu.

"Oke, mulai besok, lo udah mulai jadi babu gue. Dan apapun yang gue minta atau gue suruh, lo harus mematuhinya."  Ucap Rizky.

"Tapi gue gak mau lo suruh yang macem-macem. Lo harus ingat, semua ini ada batasnya dan kalau sampai lo nyuruh gue yang macem-macem, gue bakal laporin hal ini ke polisi." jawab Dinda.

Rizky tersenyum licik, "lo pikir gue mau macem-macemin cewek kaya lo? Kalau lo berpikir gue bakal apa-apain lo, berarti lo salah, gue gak nafsu sama lo. Lo inget tuh." sahut Rizky.

"Gue juga gak nafsu sama cowok sinting, rese, nyebelin kaya lo."  Ucap Dinda.

"Udah udah... kalian kenapa sih doyan banget ribut di tempat umum? Ini masih di sekolah loh kalau sampai ada guru yang ngeliat perseteruan kalian di sini, gue jamin kalian bakal langsung di hukum." Ucap Doni.

"Tau nih, kalian berdua tuh doyan banget ya di hukum?" sahut Rian.

"Sebenarnya kalian berdua tuh cocok. Punya banyak kesamaan. Sama-sama suka jahil, sama-sama saling membenci, sama-sama suka berdebat, sama-sama egois dan sama-sama sering di hukum. Kaya nya... kalian berdua jodoh deh." Sambung Devan.

"APA?!" Ucap Dinda dan Rizky bersamaan.

"Woy, gue pilih-pilih kali kalau nyari jodoh, masa cewek remahan rengginang kaya gini jadi jodoh gue? Hih!" sahut Rizky.

"Weh, lo gak usah sok ya, lo pikir gue mau apa punya jodoh cowok rese, nyebelin, kasar kaya lo? Dasar kecoak!"  Sahut Dinda.

"Nah ini, yang kaya gini yang bikin kalian tuh cocok." ucap Vero.

"Lagian gak ada yang tahu jodoh kalian tuh siapa. Mungkin kalian bisa menolak, gak mau, gak suka, gak selevel atau apapun. Tapi... kalau yang di atas sudah menghendaki, mau gimanapun jodoh ya pasti bersatu." Sambung Doni.

Dinda dan Rizky terdiam.

"Udah deh mending kalian baikan. Gak ada salahnya kan kalian berteman?" Ucap Rian.

Devan, Vero dan Doni mengangguk.

"ENGGAK!!" jawab Rizky dan Dinda serempak.

"Lagi lagi kalian jawabnya kompak, jodoh tuh." ledek Vero.

Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang