Terlihat dua anak kecil, yang satu perempuan dan yang satu laki-laki. Mereka terlihat berlari ke sana ke mari mengitari area halaman samping rumah yang ditumbuhi rumput hijau dan aneka bunga indah lainnya.
Anak perempuan dan anak laki-laki tersebut tertawa riang sambil mengelilingi beberapa tanaman bunga yang tumbuh di tanah subur tersebut.
Nampak anak lelaki sedang mengejar anak perempuan dengan pistol mainan di tangannya."Jangan kabur! Aku akan menangkapmu. " ucap si anak lelaki.
"Hahaha tangkap aku kalau bisa." si anak perempuan itu tertawa riang.
Dinda tersentak saat kilasan memori di masa lampau teringat di otaknya. Ia mencoba mengitari arah pandangannya ke area halaman samping rumah yang sangat tidak asing di matanya.
Setelah Dinda di persilahkan masuk oleh Ibu Rizky, Dinda di suruh menunggu di ruang tamu karena Ibu Rizky ingin membuatkan minuman dan cemilan untuk Dinda. Namun, arah pandang Dinda teralih pada jendela rumah yang memperlihatkan area halaman samping rumah Rizky dan membuat Dinda spontan melangkahkan kakinya ke halaman samping rumah tersebut.
Kedua kaki Dinda terhenti saat di ambang pintu halaman, pemandangan yang tak asing di mata Dinda.
Halaman tersebut tidak banyak berubah masih sama seperti dulu hanya saja lebih banyak bunga yang baru Dinda lihat di sana.
Di pojok halaman terdapat bangku cukup panjang yang biasa di jadikan tempat bersantai atau sekedar duduk bercengkrama dan bisa di duduki oleh empat orang dewasa.
Dan ada satu hal yang baru Dinda lihat, di sisi kiri halaman terdapat sebuah ayunan yang dibuat hanya untuk satu orang.
Dinda teringat ketika kemarin ia menjenguk Rizky dan mengetahui bahwa ternyata Rizky memiliki adik. Dan mungkin itu adalah ayunan milik adiknya Rizky.
Anak laki-laki dan perempuan itu terlihat masih asik berlari. Namun tiba-tiba anak perempuan itu tersandung dan terjatuh. Karena menggunakan rok di atas lutut, anak perempuan itu meringis kesakitan saat lututnya terluka ia menangis sejadi-jadinya.
Anak laki-laki yang tadinya tertawa dengan cepat menghampiri anak perempuan itu dan mencoba menenangkannya. Namun bukannya berhenti menangis, anak perempuan itu semakin menangis.
Karena bingung anak laki-laki itu langsung memeluk anak perempuan yang masih menangis dan berhasil membuat diam anak perempuan itu.
"Jangan menangis lagi, lukanya akan sembuh jika kamu berhenti menangis." ucap anak laki-laki itu sambil tetap memeluk anak perempuan.
"Dinda sayang."
Untuk kedua kalinya Dinda tersentak saat ada sebuah tangan lembut yang menepuk pelan pundaknya dan memanggil namanya. Dinda segera menoleh dan melihat Ibu Rizky tersenyum di hadapannya.
"Kamu pasti kangen sama halaman ini kan? Dulu kamu sering main di sini sama Rizky." ucap Ibu Rizky.
Dinda yang memang baru saja mengingat masa kecilnya bersama Rizky seketika tersentak saat mendengar ucapan orang tua di hadapannya dan ada getaran aneh di dalam dirinya.
"Ibu juga kangen saat kamu masih sering main ke sini."
Dinda melihat wajah Ibu Rizky yang mulai sendu. Jelas terlihat jika wanita itu merindukan masa dimana anaknya bermain bersama Dinda.
Dinda tidak berkata apa-apa karena ia merasa bingung untuk membicarakan masalah masa lalunya.
Ibu Rizky menyadari raut wajah Dinda yang merasa tidak nyaman dan ia segera merubah ekspresi wajah sendunya dan tersenyum, "Ayo kita ke ruang tamu, Ibu udah bikinin minuman dan cemilan kesukaan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)
Teen Fiction"apa-apaan gue nikah sama musuh bebuyutan?!" -Dinda. "ogah banget gue nikah sama musuh gue sendiri!" -Rizky. Publish : 03 agustus 2018 Republish : 11 mei 2020 don't copy-paste my story.