MTM (2)

8.1K 348 16
                                    

"Dinda!"

Dinda menghentikan aksi makannya dan menoleh ke asal suara yang baru saja memanggilnya. Sekarang Dinda sedang berada di kantin bersama Aurel, Mila, Nadya dan Silvia. Mereka adalah sahabat Dinda.

"Kenapa Des?" tanya Dinda ke Desy yang sudah berada di dekat Dinda.

"Lo dicari sama Rizky noh." -Desy.

"Rizky? Rizky siapa?" -Dinda.

"Rizky siapa lagi musuh bebuyutan lo dari dulu." -Desy

Dinda memutar bola matanya malas, "ngapain si kecoak rese itu manggil gue?"

Desy hanya menggelengkan kepalanya.

"Bilang sama dia kalau gue gak mau ketemu sama dia. Penting banget apa." -Dinda.

"Katanya Rizky kalau lo gak mau nemuin dia berarti lo cemen." -Desy.

Dinda yang ingin melahap makanannya segera mengurungkan niatnya. Ia menatap Desy kesal. Bukan kesal pada Desy, melainkan pada perkatannya.

"Apa? Cemen? Dia bilang gitu?" -Dinda.

Desy mengangguk.

"Guys gue mau ngurusin si kecoak rese itu. Kalian tunggu di sini aja." ucap Dinda kepada teman-temannya.

"Dimana dia?" -Dinda.

"Di ruang latihan basket." -Desy.

"Oke"

Dinda segera melangkahkan kaki nya menuju ruang latihan basket yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kantin.

"Mau ngapain sih tu cowok sinting" gerutu Dinda.

Dinda sudah sampai di ruangan itu dan membuka pintu itu perlahan.

"Akhirnya lo datang juga cewek remahan rengginang."

Dinda menoleh ke arah suara yang tak asing di telinganya. Yap! Siapa lagi kalau bukan Rizky, orang yang paling Dinda benci sekaligus musuh bebuyutan Dinda. Rizky menghampiri Dinda yang di ikuti oleh teman-teman Rizky.

Dinda penasaran dan sedikit takut, mengapa Rizky meminta untuk bertemu di tempat sepi seperti ini? Jelas saja tempat latihan basket ini sepi, karena bukan jam nya para pemain basket berlatih. Dan Rizky adalah salah satu pemain basket.

Dinda kembali berpikir, kenapa Rizky mengajak teman-temannya juga?

Oh atau jangan-jangan...

Rizky ingin memperkosa Dinda secara massal?

Oh! Tidak! Tidak!

Memikirkannya saja sudah membuat Dinda takut.

Walaupun Rizky itu cowok menyebalkan yang pernah Dinda kenal, tapi sepertinya Rizky bukan cowok yang seperti itu.

Huh! Semoga itu hanya pemikiran Dinda saja.

"Kenapa muka lo pucat gitu? Takut gue apa-apain ya?"

Rizky tersenyum jahil sambil berjalan semakin mendekati Dinda.

Dinda melototkan matanya dengan perkataan blak-blakan dari Rizky.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh deh. Gue gak nafsu sama lo." -Rizky.

"Heh! Lo sebenarnya mau apa sih? Gue tuh tadi lagi enak makan terus tiba-tiba Desy datang dan bilang kalau cowok rese sinting yang ada di hadapan gue ini mau ketemu sama gue. Ada urusan apa sih lo? Lo tuh tau kan kalau di kamus gue, ketemu sama lo itu cuma buang-buang waktu gue doang. Jadi lebih baik lo to the point aja sama gue." ucap Dinda panjang lebar.

Rizky tersenyum jahil mendengar perkataan Dinda.

"Di dalam kamus gue juga sebenarnya bicara sama lo itu bukan hal yang penting. Tapi..." Rizky sengaja menjeda kata katanya.

"Tapi apa?" Tanya Dinda.

"Lo liat deh tuh di atas. Itu tas siapa ya kok mau aja sih di gantung di situ." Ucap rizky sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.

Dinda mengikuti arah jari telunjuk Rizky dan ia terkejut seketika melihat ke arah ring yang terdapat sebuah tas ransel yang terikat kuat di atas sana.

"Hmm... itu tas siapa ya? Lo tau gak?" tanya Rizky sambil menahan tawanya.

Dinda semakin melebarkan mulutnya dan matanya sudah melotot sedari tadi.

"TAS GUE!!!" teriak Dinda.

Seketika itu Rizky tertawa melihat Dinda yang kini menatap marah ke arahnya.



Tbc.

Wkwk dasar jahil banget si abang iky. Kak din yang sabar yaa. Nanti kita balas abang iky nya. Wkwkwk.

Maaf ya kalau ceritanya gak bagus. Maaf juga kalau banyak kata-kata yang salah. Aku masih belajar di sini :)

Vote sama komen yaa.

Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang