"Woy cewek remahan rengginang! kerjain nih tugas gue."
"Woy ambilin minuman gue dong."
"Pesenin gue makanan dong."
"Gue kan pesen jus mangga bukan jeruk!"
Wajah Dinda sudah sangat merah, ia sedari tadi sudah menahan amarahnya namun kali ini ia tidak bisa menahannya lagi.
"GUE GAK MAU JADI BABU LO LAGI!!!" teriak Dinda.
"Din... sayang bangun nak."
Suara Mama Dinda perlahan mulai terdengar di telinga Dinda.
"Dinda... bangun."
Mama Dinda menggoyangkan bahu anaknya itu.
Perlahan Dinda terbangun dan mengerjapkan kedua matanya.
"Mama?" ucap Dinda dengan wajah serak khas bangun tidurnya.
"Bangun nak kamu kan sekolah hari ini." ucap Mama Dinda.
Dinda menggeliat dan mencoba meregakan tangannya.
"Kamu tadi mimpi apa nak sampai teriak teriak gitu?" -Mama Dinda.
"Aku mengigau ma?"
"Iya kamu kaya ketakutan tadi. Mimpi apa sih?" -Mama Dinda.
"Em.. cuma mimpi buruk aja mah, tapi gapapa kok. Em... Dinda mau mandi dulu ya ma."
Dinda segera melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi yang terhubung di kamarnya.
Mama Dinda tersenyum kecil dan berjalan keluar kamar Dinda.
Setelah selesai mandi dan berseragam sekolah, Dinda mengambil tas dan pergi menuju dapur ia sarapan bersama orang tuanya.
"Loh, Dina kemana ma?" tanya Dinda yang heran tidak melihat adiknya itu di meja makan.
"Adik kamu sudah berangkat tadi." Jawab Mama Dinda.
"Tumben banget dia berangkat cepat biasanya juga paling males kalau berangkat sekolah." ledek Dinda.
"Mama juga heran kenapa adik kamu berangkat sepagi ini tapi bagus juga kan."
Dinda hanya mengagguk sambil melahap nasi gorengnya.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit sarapan, Dinda segera berpamitan dengan orang tuanya.
Dinda berangkat sekolah menggunakan angkot, hal itu sudah menjadi kebiasaan Dinda semenjak SMP.
Sesampainya Dinda di sekolah.
"Heran, tadi gue mimpi di suruh suruh sama tu cowok rese sampe bikin gue kesel banget. Tapi... kenapa gue sampe kebawa mimpi gitu ya?" monolog Dinda.
Ya, Dinda bermimpi kalau Rizky menyuruh-nyuruh Dinda dengan seenaknya tanpa memperdulikan Dinda yang sudah kelelahan dan menahan amarahnya.
Tapi untung saja itu hanya sebuah mimpi.
Ya, semoga saja hanya mimpi.
Dinda memasuki kelasnya dan wajahnya langsung menjadi bete lantaran ia harus melihat Rizky si musuh bebuyutan yang sedang duduk di bangku Dinda.
"Heh, ngapain lo duduk di bangku gue?" tanya Dinda.
"Wes santai dong gak usah sewot gitu neng." jawab Rizky.
Dinda melipat kedua tangannya di dada dan menghembuskan nafas kasar.
"Hari ini gue ada latihan basket." ucap Rizky.
"Terus apa hubungannya sama gue? penting banget apa ngasih tau gue kalau lo ada latihan basket?" ucap Dinda blak-blakan.
Rizky beranjak dari tempat duduk Dinda dan berdiri di hadapan Dinda, "lo temenin gue latihan basket nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)
Fiksi Remaja"apa-apaan gue nikah sama musuh bebuyutan?!" -Dinda. "ogah banget gue nikah sama musuh gue sendiri!" -Rizky. Publish : 03 agustus 2018 Republish : 11 mei 2020 don't copy-paste my story.