Dinda sedang sibuk di tempat duduknya, sibuk dengan pr yang belum sempat ia selesaikan.
Dinda menghela nafas dan menghembuskannya perlahan, "masih banyak... tangan gue udah pegel ugh."
Dinda menggerutu, ini pertama kali bagi Dinda harus mengerjakan pr di sekolah, ia sebenarnya anak yang rajin, kalau ada pr dia bakal ngerjain di rumah berbeda dari murid-murid lainnya yang mengerjakan di sekolah, udah gitu nyontek pula.
Tapi kali ini nasib kurang baik ada padanya, kemaren ia lupa jika ada pr dan harus dikumpulkan ke esokan harinya, untung saja masalah bekal Rizky Mamanya yang baik hati mau membuatkan bekal nasi goreng lagi dan ketika Mamanya memasak, Dinda menggunakan waktu itu untuk mengerjakan pr walaupun ia masih harus melanjutkan di sekolah karna pr yang banyak.
"Untung Mama mau masakin bekal lagi, jadi beban gue sedikit berkurang," ucap Dinda sambil terus menulis tugasnya.
Kemudian Dinda memanyunkan bibirnya, "Tapi tadi harus kena omelan sama di goda lagi sama Mama."
Dinda teringat disaat Mamanya tau kalau Dinda baru mengerjakan pr nya dan sang Mama menceramahinya dan ketika Mamanya tau kalau Dinda minta dibuatkan nasi goreng yang sama, Mamanya langsung menggoda Dinda dengan mengatakan bahwa itu pasti buat Rizky calon suami Dinda. Dengan diselingi tawa Mamanya berhasil membuat sang anak semakin memanyunkan bibirnya karna kesal terus di goda.
"Mama kenapa sih? godain gue pake bilang si cowok rese itu suami gue? Idihhh gak banget deh! amit-amit!" ucap Dinda yang masih terus mengoceh di kelas.
5 menit kemudian
Rizky masuk ke dalam kelas yang masih sepi, gak sepi banget sih.. karna sebagian murid berada di luar kelas, kantin dan hanya lima orang saja yang berada di kelas salah satunya Dinda.
Rizky meletakan tasnya ke atas meja dan tertawa, "haha baru ngerjain pr?"
Dinda melirik kearah Rizky yang barusan mengejekknya, ia hanya memberi tatapan tajam dan melanjutkan mengerjakan tugasnya yang mau selesai.
Rizky tersenyum miring dan melipat kedua tangannya di dada, "bukannya lo yang bilang sama gue, kalau ngerjain pr tuh di rumah bukan di sekolah. Lah, ini lo sendiri malah ngerjain di sekolah, hahaha."
Dinda sebenarnya kesal namun ia memilih diam saja karna ia ingin segera tugasnya selesai.
"Yakin tuh bisa selesai sebelum bell?"
Dinda masih terus menulis dan berusaha menulikan pendengarannya terhadap ucapan Rizky.
"Sok-sokan sih ngatain gue eh taunya sendiri malah gitu."
Dinda masih diam.
"Yah... semoga lo gak di hukum deh."
Bertepatan dengan ucapan Rizky, Dinda sudah selesai dengan tugasnya dan secara tiba-tiba meletakkan pulpennya dengan menghentaknya.
Dinda menatap Rizky dengan senyum miringnya, "Gue gak bakal di hukum karna tugas gue udah kelar."
Rizky hanya diam dan balas menatap Dinda dengan senyuman miringnya.
"Lagian lo itu gak usah sok ngingetin gue. Lo lupa, kalau lo pernah gak ngerjain pr dan malah minta gue yang ngerjain?"
Dinda menutup bukunya dan segera berdiri dari bangkunya, "Se'enggaknya gue ngerjain sendiri, sedangkan lo?" Dinda tersenyum meremehkan dan ia segera melangkah pergi ke luar kelas karna menurutnya lebih baik menunggu bell masuk dengan berada di kantin daripada di kelas bersama sang musuh.
Rizky yang dari tadi banyak bicara mendadak diam, ia hanya menggaruk kepalanya, padahal kepalanya gak gatal sama sekali😂
Pelajaran olahraga tengah berlangsung, semua murid di kelas Dinda berada di tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)
Підліткова література"apa-apaan gue nikah sama musuh bebuyutan?!" -Dinda. "ogah banget gue nikah sama musuh gue sendiri!" -Rizky. Publish : 03 agustus 2018 Republish : 11 mei 2020 don't copy-paste my story.