Di pagi hari yang cerah dan masih sangat pagi Dinda sudah berada di sekolah, tepatnya di kantin. Ia baru saja memesan minuman susu coklat hangat yang sekarang menemaninya di pagi hari, karna pagi ini terasa dingin bahkan embun masih dapat terlihat.
Dinda tidak sendiri, ia ditemani oleh sahabatnya yang juga sedang meneguk minuman mereka. Bahkan diantara mereka ada juga yang melahap sarapannya.
"Gimana Minggu lo kemaren, Din? Pasti fun kan?" Tanya Aurel.
Dinda yang sedang meneguk minumannya seketika tersedak dan batuk, teman-temannya terlihat panik.
"Eh, Din lo gakpapa?" Tanya Mila.
"Uhuk! Uhuk! Iya iya gue gakpapa kok." Jawab Dinda.
"Huh syukur deh," sahut Mila.
"Ah, lagian napa nanya itu sih?" Ucap Dinda jadi kesal. Ia jadi ingat semalam ia harus bersabar dengan segala kebosanannya menuggu Rizky berlatih basket dan lebih kesal lagi karna Rizky menyimpan satu hari terakhirnya menjadi babu.
"Jadi kemaren itu bad day?" Tanya Aurel.
"Iyalah! Hal apapun kalau udah menyangkut tu cowok rese pasti hari-hari gue bakal buruk jadinya!" Kesal Dinda.
"Yaudahlah lo sabar aja Din kaya gak tau Rizky aja." Ucap Nadya.
Dinda mendesah berat, "sabar juga ada batasnya kali."
"Ya lo juga setuju buat jadi babu dia, itu mah resiko lo Din." Ucap Mila.
"Yak! Siapa yang mau setuju sih jadi babunya musuh? Ini juga kalau bukan karena tas gue tuh yang sengaja dia sangkutin di ring." Sahut Dinda.
"Ya berarti udah nasib lo kaya gini, Din. Udahlah jalanin aja dulu, kan tinggal satu hari berarti ini hari terakhir dong?" Ucap Mila.
"Hari terakhir pala lo botak! Justru hari ini gue libur jadi babu dia." Ucap Dinda semakin kesal.
Teman-temannya serempak kaget.
"KOK BISA?" Tanya mereka serempak.
"Yaiya bisalah." Sahut Dinda seadanya.
"YA KENAPA BISA?" Tanya mereka lagi lagi serempak.
Dinda mendengus, "Dia ngeganti satu hari gue ini jadi entah hari apa dan kapan gue juga gak tempe." Jawab Dinda malas.
"Lah kok gitu?" Tanya Aurel.
Dinda mengangkat kedua bahunya, "Tau tuh dasar anak rese! Nyusahin gue aja, kan gue masih jadi bayang-bayang babu dia kalau gini."
"Hadeh... ada-ada sih, padahal tinggal satu hari lagi dan semuanya bakal selesai." Ucap Silvia.
"Sengaja tuh, Rizky gak mau cepet selesai urusannya sama lo, Din. Wkwk" ejek Mila.
Dinda melirik Mila sinis, "nyebelin."
Teman-teman yang lain hanya tertawa dan Dinda mendengus lalu meminum air minumnya lagi.
Lima menit kemudian
Rizky tiba-tiba datang menghampiri Dinda dan teman-temannya yang sedang asik berbincang.
"Mana jaket gue?"
Tanpa salam, tanpa basa basi.
To the point
Dinda semula asik dengan temannya seketika merasa terganggu karena ada suara yang tak asing di telinganya.
"Apaan sih lo dateng-dateng nanya jaket! Ya.. mana gue taulah." Ucap Dinda sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)
Подростковая литература"apa-apaan gue nikah sama musuh bebuyutan?!" -Dinda. "ogah banget gue nikah sama musuh gue sendiri!" -Rizky. Publish : 03 agustus 2018 Republish : 11 mei 2020 don't copy-paste my story.