Sejahat-jahatnya seseorang, pasti dia memiliki sisi baiknya,
Dan sejahil-jahilnya Dinda, ia masih memiliki sisi peduli di dirinya. Seperti sekarang, Dinda sudah berada di depan rumah Rizky- Sang musuh bebuyutan.
Sepulang sekolah, Dinda memutuskan untuk menjenguk Rizky, ia hanya sendirian, tentu saja Dinda tidak ingin teman-temannya tau jika sekarang ia ingin menjenguk Rizky.
Rumah yang cukup besar dan halaman yang luas sudah tertampang di hadapan Dinda. Tinggal melangkah beberapa langkah saja Dinda akan sampai di pintu rumah bercat abu-abu-putih tersebut.
Mata Dinda mengitari sisi halaman rumah yang dipenuhi berbagai macam bunga dan tanaman hijau lainnya.
"Gak terlalu banyak perubahan," ucap Dinda pelan.
Perlahan ia mulai menuntun kedua kakinya menuju pintu rumah tersebut. Tangannya sudah menyentuh bell rumah Rizky, namun ada sesuatu yang membuatnya ragu untuk menekan bell itu.
"Ini salah gak ya?" tanya Dinda pada dirinya sendiri.
Tidak perlu heran, karena dalam kamus Dinda, memasuki rumah Rizky adalah suatu hal yang tidak boleh terjadi.
Namun sepertinya kalimat larangan dalam kamus tersebut harus di langgar oleh Dinda, karena tujuan Dinda adalah ingin menjenguk Rizky dan tentu saja harus masuk ke dalam rumahnya.
"Oke, gue terpaksa. Biar gimanapun juga ini karena ulah gue." Dinda menekan bell tersebut dua kali.
Ia menunggu sampai ada seseorang yang membuka pintu, terlihat wanita mengenakan baju daster yang menyambut Dinda.
"Selamat siang," sapa Dinda.
"Iya selamat siang, ingin mencari siapa ya?" tanya wanita tersebut.
"Em... ada Rizky nya di rumah?" tanya Dinda.
"Oh... neng pasti pacarnya tuan Rizky, ya?" tanya wanita yang di ketahui sebagai asisten rumah tangga tersebut.
"Hah? Bukan, saya satu sekolah sama Rizky." jawab Dinda.
Yakali dia pacar gue. Batin Dinda
"Oh.. neng temannya tuan Rizky." ucap wanita itu.
"Te--teman?"
Seketika wajah wanita tersebut nampak heran dengan pertanyaan Dinda.
Oiya, gue lupa, pastinya dia gak tau kalau gue sama cowok rese itu musuhan. Batin Dinda.
"Hehehe iya saya teman nya cowok res... eh Rizky." ucap Dinda yang hampir keceplosan.
Hiiihhh amit-amit deh gue temenan sama dia."
Wanita tersebut terlihat tersenyum, "Tuan Rizky sedang ada di dalam kamarnya. Oiya, kalau saya boleh tau, neng manis ini siapa ya namanya?"
Dinda tersenyum, "Saya Dinda, bi."
"Yaudah neng Dinda silahkan masuk, saya antar ke kamar tuan Rizky." ujar wanita tersebut.
Dinda mengagguk dan masuk ke dalam rumah yang cukup terbilang mewah tersebut, Bibi itu menuntun Dinda menaiki anak tangga dan sampai di depan pintu kamar Rizky.
Bibi tersebut mengetuk-ngetuk pintu kamar Rizky, "Tuan... ada yang ingin bertemu dengan tuan."
"Siapa, Bi?" terdengar sahutan Rizky dari dalam.
"Neng Dinda, teman sekolah tuan." jawab Bibi.
Sementara itu di dalam kamar.
"Dinda?" Rizky nampak kebingungan mendengar nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)
Novela Juvenil"apa-apaan gue nikah sama musuh bebuyutan?!" -Dinda. "ogah banget gue nikah sama musuh gue sendiri!" -Rizky. Publish : 03 agustus 2018 Republish : 11 mei 2020 don't copy-paste my story.