MTM (18)

3.3K 178 28
                                    

Bell pertanda masuk baru saja berbunyi, satu per satu siswa-siswi memasuki kelas masing-masing. Dinda yang sedari tadi menangis, segera menghapus air matanya yang sudah membasahi kedua pipinya.

"Kenapa gue harus nangis disaat-saat kaya gini sih?" rutuk Dinda pada dirinya.

Teman-teman Dinda_ Silvia, Nadya, Mila dan Aurel juga terlihat sudah memasuki kelas, Silvia yang memang duduk sebangku dengan Dinda segera melangkahkan kakinya cepat dan duduk di bangkunya.

Silvia menatap Dinda dengan bingung, Dinda yang merasa ditatap seperti itu menjadi heran, "Kenapa lo natap gue kaya gitu?" tanya Dinda.

Silvia mengerutkan kedua alisnya, "kenapa mata lo sembab, Din?"

Dinda tersentak, ia merutuki dirinya kenapa ia tidak bisa menahan diri tadi untuk tidak menangis, pasalnya mata Dinda tidak akan bisa berbohong jika ia baru saja menangis.

Dinda menunjuk bagian matanya, "Oh.. ini tuh tadi gue habis kelilipan, perih banget gue sampe nangis." bohong Dinda.

Silvia terlihat berfikir, "Seriusan lo habis kelilipan?" Ia menyipitkan matanya, "Atau jangan-jangan lo nangis gara-gara Rizky?"

Memang 100% benar, tapi bukan Dinda namanya kalau tidak hebat menyangkal.

"Bukan kok, lagian.. ngapain juga gue nangis gara-gara dia?" ucap Dinda.

"Kirain... abisnya tadi kan kalian debat masalah jaket Rizky yang ilang dan Rizky keliatan marah banget, terus dia narik lo gitu aja. Emang.. dia ngebawa lo kemana dan apa yang dia omongin ke lo Din?"

Dinda menghela nafas berat, jiwa kekepoan Silvia mulai berkoar-koar.

"Ya biasalah dia cerewet banget udah kaya cewek yang lagi pms." jawab Dinda.

"Yakin Rizky gak ngapa-ngapain lo? Kok gue curiga ya kalau lo nangis gara-gara Rizky," ucap Silvia.

"Seriusan deh gue nangis bukan gara-gara dia. Lagian gak penting banget gue nangis gara-gara dia." sahut Dinda.

"Hmm oke deh gue percaya, tapi gimana tuh sama jaketnya?" tanya Silvia.

Dinda menggeleng, "Gak tau, gue lagi males banget ngebahas masalah jaket atau apapun yang berhubungan sama tu cowok rese." jawab Dinda.

Silvia menggeleng dan menghembuskan nafasnya, "Oke terserah lo deh."

Baru saja mereka selesai membahas Rizky, tiba-tiba saja yang dibicarakan muncul bersama teman-temannya. Rizky yang melangkahkan kakinya menuju tempat duduk sempat melihat Dinda yang langsung membuang arah pandangnya ke lain begitu ia tau bahwa Rizky melihat dirinya.

Silvia, yang sebenarnya masih kepo dengan permasalahan jaket, tidak mau melewatkan kesempatan, begitu Rizky sudah duduk di bangkunya yang berada di depan meja Dinda, ia segera memanggil Rizky.

Rizky yang merasa dipanggil kemudian menoleh ke belakang dan hanya menaikan kedua alisnya tanda bertanya.

"Tadi apa yang lo bicarain sama Dinda?"

Pertanyaan Silvia sontak membuat Dinda menoleh ke arahnya dan memukul lengan Silvia, "Apaan sih? Kan udah gue bilang gak usah dibahas."

Silvia memutar bola matanya, "yee kan gue nanya sama Rizky bukan sama lo." Silvia menjulurkan lidahnya mengejek Dinda.

Dinda hanya mendengus kesal sedangkan Rizky ia masih diam dan terlihat berfikir.

"Woy ky! Yaelah malah diem kek patung pancoran lo!" Ejek Silvia.

"Ya lo tanya aja sama sahabat lo,"

Jawaban Rizky membuat Silvia pengen garukin tembok kelas, kalau gitu mah percuma aja gak bakal dia dapet jawabannya.

Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang