MTM (29)

1K 68 58
                                    

Hari ke tiga Dinda berlatih basket bersama Rizky. Setelah bell istirahat berbunyi, mereka segera pergi ke ruang latihan basket, membuat teman-teman mereka terheran-heran dengan sikap mereka beberapa hari ini yang memilih tidak makan bersama di kantin dan mengatakan mereka punya urusan yang lain. Dinda maupun Rizky sama-sama tidak mengatakan yang sejujurnya kepada teman-teman mereka.

Rizky berada lebih dulu di ruangan tersebut, ia menunggu Dinda sambil bermain bola basket. Tak lama, Dinda sudah datang dan menghampiri Rizky dengan dua bekal makanan di tangannya. Rizky hanya melihatnya sebentar, "Makan di sini?" Tanya nya tanpa melihat Dinda dan kembali dengan basketnya. Dinda mengangguk, "ini satu buat lo," ucapnya memberikan satu kotak bekal untuk Rizky.

Rizky terdiam menatap Dinda. Bagaimana mungkin cewek itu membuatkannya bekal disaat ia tidak meminta di buatkan bekal. Apa dia lupa kalau dia bukan babu gue lagi? Batin Rizky.

Melihat Rizky yang hanya diam Dinda maju beberapa langkah untuk berhadapan dengan Rizky, "gue bikin ini karna dari kemaren gue tau lo gak ada makan karna jam istirahat lo buat ngelatih gue."

Rizky tercengang dengan ucapan Dinda barusan, ni cewek perhatian sama gue?

"Gue juga sama, daripada nanti pas latihan malah gak fokus karna kelaparan, gue inisiatif buat bawa bekal." Lanjut Dinda.

Rizky mengambil bekal tersebut. Tidak ada kata-kata yang keluar, ia masih heran dan terkejut dengan sikap Dinda yang menurutnya menjadi lebih care.

Dinda melangkah duduk ke salah satu kursi penonton dan di susul oleh Rizky yang duduk di sebelah Dinda. Mereka sama-sama membuka bekal tersebut dan aroma nasi goreng yang wangi langsung tercium. Membuat perut mereka semakin lapar.

"Lo yang buat?" Tanya Rizky

Dinda terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "iya,"

Setelah itu mereka melahap bekal mereka sampai habis dan setelah tau bekal mereka sudah ludes, Dinda pun baru menyadari adanya sesuatu yang kurang.

"Astaga! Gue lupa bawa minum!" ucap Dinda

"Yaudah, gue beli dulu." Sahut Rizky dan langsung berlari ke luar ruangan.

Dinda yang sudah ingin membuka mulut hanya bisa menahannya, karna Rizky sudah keluar jadi ia memilih untuk menunggu saja.

Sambil menunggu, Dinda berlatih basket sendiri, perutnya sudah terisi dan ia merasa lega karna bisa berlatih dengan tenang tanpa merasakan konser dari perutnya.

Dinda mendribble bola tersebut, baru dua hari berlatih dengan Rizky, ia merasa sudah mulai terbiasa dengan bola oren tersebut. Bola yang awalnya paling tidak di sukai oleh Dinda, dan ia merasa kemampuannya dalam materi basket kali ini lebih meningkat. Dinda merasa senang di saat ia sudah tidak merasa canggung lagi dengan basket. Ia yakin jika dirinya rajin berlatih untuk beberapa hari, ia pasti akan mendapat nilai yang bagus di saat pengambilan nilai basket nanti.

"Gue pasti bisa dapetin nilai dengan target yang gue pengenin. Lo pasti bisa, Din!" Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Dinda tersenyum senang dan ia mulai menshoot bola basket tersebut, namun karna tidak hati-hati kaki Dinda malah tersandung dan di saat bola itu sudah terlempar, Dinda merasa tubuhnya oleng dan hendak terjatuh, untung saja ada sebuah tangan yang dengan cepat menangkap tubuhnya dan menyelamatkan Dinda.

Mata mereka bertemu, Dinda terkejut di saat melihat siapa yang barusan menolongnya dan seseorang yang kini tengah memeluknya dalam jarak yang begitu dekat.

Rizky, cowok itu tengah menatap mata Dinda tepat di manik matanya dan membuat jantung Dinda berdebar-debar tak karuan.

Flashback

Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang