MTM (7)

5.9K 245 16
                                    

"Besok bawain gue bekal roti selai nanas. Gue gak suka selai kacang. Ih sok-sok'an banget sih gak suka selai kacang. Padahal selai kacang kan enak, dasar banyak maunya tu cowok rese!"

Dinda terus saja mengoceh sendiri di dapurnya, ia mengambil empat lapis roti tawar dan meletakan roti itu di piring.

"Selai nanas selai nanas." ucap Dinda sambil mengoleskan selai nanas pada roti tersebut.

"Kenapa tu cowok rese gak suka selai kacang, ya? pake nyuruh-nyuruh gue segala lagi buat bawain bekal. Biasanya juga tu cowok rese makan di kantin." monolog Dinda.

Dinda sedang ada di dupur rumahnya, ia sudah siap sedari tadi dan menyiapkan bekal untuk Rizky.

"Hm... gimana kalau gue kasih sedikit selai kacang?"

Terlintas ide jahil Dinda untuk mengerjai Rizky.

"Hahaha biarin deh, sekalian balas dendam gue karena dia udah nyuruh-nyuruh gue."

Dinda tersenyum jahil dan membuka toples selai kacang, ia mengoleskan sedikit selai kacang itu di bagian tengah roti dan kemudian kembali mengolesinya dengan selai nanas.

Dinda terkekeh dan ia menangkupkan roti tawar yang telah diberi selai dengan roti tawar yang tidak terolesi selai kemudian Dinda membuat lagi hingga ada dua pasang roti selai nanas yang dicampur selai kacang.

Dinda memasukan dua roti itu ke dalam kotak bekal makanan.

"Bekal punya Dina nih gue pinjem dulu ya de." ucap Dinda pada dirinya sendiri.

"Nah, udah selesai."

Dinda segera memasukan bekal makanan itu ke dalam tasnya dan ia segera menuju tempat makan menyusul orang tua dan adiknya yang sudah lebih dulu sarapan.

Duapuluh lima menit kemudian

Dinda sudah sampai di kelasnya, ketika melewati tempat duduk Rizky, Dinda hanya membuang arah matanya ke lain. Rizky juga terlihat tidak perduli dengan kehadiran Dinda ia malah asik mengobrol bersama temannya.

"Eh tumbenan lo agak telat Din," tanya Silvia teman sebangku Dinda.

"Iya nih tadi gue bikin bekal dulu terus ditambah sempet macet juga di jalan." jawab Dinda.

"Bekal? serius lo bikin bekal?" tanya Silvia.

"Apa? Dinda bikin bekal?" sahut Mila yang duduk di belakang Dinda.

"Iya tapi bukan buat gue kok." jawab Dinda.

"Jadi buat siapa?" tanya Silvia.

"Buat cowok rese yang minta di buatin bekal!!" ucap Dinda dengan intonasi suara yang cukup tinggi berniat menyindir Rizky.

Rizky yang duduk di depan Dinda seketika mendengar perkataan Dinda.

"Maksud lo... dia?" tanya Silvia sambil menunjuk Rizky.

"Yaiyalah siapa lagi coba cowok rese di sini? kaya anak TK aja kan minta di buatin bekal." Jawab Dinda blak-blakan.

Rizky tersenyum kecil ketika mendengar perkataan Dinda.

Bell istirahat sudah berbunyi, Bu Lani, guru Bahasa Indonesia baru saja keluar kelas. Semua murid segera membereskan alat tulis serta buku mereka.

"Temuin gue di balkon dan bawa bekalnya."

Dinda mendengar ucapan Rizky namun ia merasa bingung karena Rizky mengatakan itu tanpa menoleh ke arahnya.

"Lo ngomong sama gue?" tanya Dinda.

Musuh Tapi Menikah (RIZKYNDA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang