•• Chapter 34 ••

3.4K 211 5
                                    

Follow sebelum membaca💗💗

I hope U like it!

Happy Reading🌈🌈🌈

Typo di tandai!

°°°°

Setelah kepergian Misel dari ruang rawat Yuna,perempuan yang menguping tadi keluar dari persembunyiannya.Melihat punggung Misel telah hilang dari koridor rumah sakit,ia menghela nafas pelan kemudian membuka pintu menghasilkan suara decitan kecil membuat kedua orang yang berada di ruangan itu segera menoleh ke arahnya.

“Rena,kapan kamu sampai?”perempuan itu adalah Renata,dia yang mendengar semua percakapan mereka barusan.

“Sejak kalian mengutuk anak kalian sendiri,”ujarnya enteng.Sepasang suami istri itu menegang di tempat.Bryan meletakkan cangkir kopi yang ingin seruput tadi di meja,berjalan mendekati Renata dengan perasaan cemas.

“Kenapa kalian gak bilang sama aku kalau Misel itu anak kalian? Jadi itu alesan kalian gak bolehin dia gabung di meja kita waktu ulang tahun Mauren?”tatapan wanita itu menyiratkan kekecewaan yang amat sangat mendalam.

“Kalian memang orang tua yang jahat,gak punya hati! Seharusnya kalian berdua mikir,kejadian yang lalu itu bukan kesalahannya Misel,sampai kapan kalian akan membecinya,sampai kapan kalian akan menulikan telinga jika dia butuh kasih sayang dari kalian berdua?”Renata menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan kelakuan kekanak-kanakan mereka.

“Dan dengan entengnya kalian minta ginjalnya Misel? Padahal kalian tidak pernah menyayanginya,seharusnya otak kalian itu di pakai untuk berfikir,kalau tidak buang saja dari pada cuma memberatkan kepala kalian saja.”desisinya tajam.Ternyata yang dikatakan pepatah memang benar,seorang yang terkenal jarang marah akan menakutkan dan lebih menyelekit di hati omongannya ketika dia marah,lihat saja Rena sekarang.

“Bukan begitu Re,”sela Yuna.

”Ternyata selama ini aku sudah menjadi orang bodoh yang percaya begitu saja dengan omongan blushit kalian berdua,”perempuan itu menarik nafasnya dalam-dalam.

“Apa juga Mauren tau kalian orang tuanya Misel?”mereka berdua mengangguk.Renata tersenyum kecut,”bahkan Mauren juga bohongin aku.”

Rena mengusap wajahnya kasar,“dan apa kalian tau bahwa anak kalian kemarin hampir di celakain orang?”tampak raut terkejut sekaligus syok di wajah mereka membuat Rena berdecih sinis.

”Dan orang itu adalah Mauren,asal kalian tau itu!” imbuhnya dalam hati.

”Aku harap kalian sudah bisa berfikir dewasa,hilangkan dendam kalian karena itu bukan kesalahan Misel.”ucap Rena mencoba tersenyum mencoba menenangkan emosinya yang sebentar lagi akan meluap.

“Maaf aku udah marah-marah.Tujuan aku ke sini mau jenguk kamu,semoga ada orang yang mau donorin jantungnya buat kamu ya,aku cuma bisa bawa ini doang.”Rena tersenyum lebar seolah tak ada yang terjadi barusan lalu menghampiri ranjang sahabatnya itu,meletakkan keranjang buah yang sedari ia pegang di atas nakas.

”Terima kasih Re,gapapa kok.”wanita paruh baya itu mengangguk dan pamit pulang karena ada urusan yang akan dia urus,tetapi saat di pintu perempuan itu berbalik lagi kemudian menatap tajam Bryan dan Yuna secara bergantian.

“Aku bisa saja membocorkan rahasia ini,jika kalian tidak bisa merubah sikap kalian.”ancamnya membuat Yuna menegang di tempat,percayalah dia benar-benar ketakutan sekarang.Dia belum siap jika rahasia yang mereka tutupi selama bertahun-tahun akan bocor sekarang.

MISELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang