Happy Reading 🖤🖤
Vote dan komen jangan lupa ya! 🖤🖤
Typo ditandai!
Let's star!
°°°°
Jika bisa air mata berbicara mungkin dia akan berteriak untuk tidak berjatuhan lagiJika bisa bibir untuk bicara mungkin dia memilih akan mengatup saja
Jika bisa hati bicara mungkin dia akan mengatakan bahwa dia cinta Gaskar
---
Takdir memang tidak ada yang tau,kita yang sehat hari ini belum ada jaminan kita akan bernafas besok.Kalimat itu yang selalu berputar di otak Misel,rasa penyesalan yang amat mendalam ia rasakan saat ini,andai saja waktu itu dia mengetahui Tuhan akan menjemput Gaskar secepat ini mungkin dia tidak akan menjauhi Gaskar.
Semua ini salahnya,memutuskan tali persahabatan yang telah lama mereka jalin hanya di dasarkan dengan rasa cemburu yang begitu memuncak dan meninggalkan rasa penyesalan yang tidak ada batasnya,menangisi seseorang yang sudah pergi ke tempat asalnya.
Gundukan tanah basah di hadapannya menjadikan rasa penyesalan itu semakin dalam,andai saja saat itu ia mengesampingkan egonya mungkin dia masih bisa bersama Gaskar di saat terakhirnya.Andai dan andai,kata itu selalu berputar di otaknya.
Misel bersimpuh di dekat makam Gaskar,meremas gundukan tanah yang bercampur dengan bunga segar di hadapannya.Suara tangisan tidak pernah berhenti keluar dari mulutnya,semakin dia mencoba untuk mengikhlaskan segitu juga dia merasakan sakit yang luar biasa di hatinya.
Dia merasakan tubuhnya di tarik seseorang untuk menjauh dari sana,tetapi gadis itu mempererat pegangannya seolah tidak ingin beranjak sedikit pun dari sana.
“Sayang,udah mau hujan sayang,ayo kita pulang.”ucapan lembut Rahma tidak membuat Misel beranjak sejengkal pun dari sana,wanita paruh baya itu juga sama sepertinya namun dia masih bisa menyembunyikan rasa sedihnya.
Misel yakin Rahma hanya berpura-pura kuat di dekatnya,bertindak seolah baik-baik saja padahal menyimpan rasa kesedihan yang amat mendalam.
Misel menggeleng pelan,dia mempererat pelukannya di makam Gaskar.
“Kalau kita pulang siapa yang jagain Gaskar?Siapa yang payungi Gaskar? Nanti dia kebasahankebasahan.”Kedua orang tua Gaskar dan Lisa bungkam,hanya mereka yang ada di sana.
“Gaskar,kita pulang ya,kalau kamu kedinginan nanti gimana?”monolog Misel membuat ketiga manusia yang memperhatikannya khawatir bercampur sedih.
Terlihat jelas Misel kehilangan lebih daripada mereka,jika ada yang merasakan kesedihan yang paling mendalam orang itu adalah Misel.
“Sayang,hujan udah turun,kita pulang sekarang ya.”genggaman Andre di tepis kasar oleh Misel,gadis itu menatap mereka dengan sinis kemudian membuang muka.
“Kalau kalian mau pulang,duluan aja! Aku masih mau di sini,”
“Nanti kamu sakit nak,kamu juga harus pikirin kesehatan kamu.”Misel tertawa sumbang.
“Kesehatan? Buat apa? Toh aku juga gak guna buat hidup,semua orang gak perduli sama aku,jadi buat apa aku hidup?”Rahma hendak membawa Misel kepelukannya namun ditahan oleh Andre.
![](https://img.wattpad.com/cover/237859473-288-k582866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MISELLA
RomanceAku kesakitan Aku butuh dukungan Aku kesepian Namun siapa yang peduli?Karena takdirku hidup hanya untuk di benci dan di abaikan. Aku butuh kasih sayang kalian Aku butuh simpati kalian Aku butuh rangkulan kalian Tetapi lama kelamaan aku sadar aku ti...