•• Chapter 7 ••

4.6K 258 0
                                    

Saya berjanji akan memfolow akun ini😎😎

YEY! UNTUK SEMANGAT LAGI AYO KOMEN DI SETIAP PARAGRAF😋💓💓

Siap membaca lagi??

Let's start🎉🎉

Happy Reading✨🍼

Typo di tandai!!

°°°°

Misel terlempar jauh ke tepi jalan,tubuhnya menegang,nafasnya keluar tidak beraturan,tangan dan kakinya bergetar hebat. Dia benar-benar terkejut, takut, entahlah rasanya campur aduk,waktu seolah berhenti sejenak saat itu,dia terdiam cukup lama hingga memutuskan untuk menatap seseorang yang menyelamatkannya nyawanya.

"Lo gila?!"sentak orang itu.Dia tak kalah terkejutnya dengan Misel,lihatlah tubuh cowok itu juga bergetar hebat saking takutnya,jika sedetik saja dia terlambat mungkin dia telah melihat mayit sekarang.

"Apa yang ada di otak lo,lo pikir dengan cara ini bakalan nyelesaiin masalah lo?!"lanjutnya kembali ketika sudah sedikit tenang.

Sedangkan gadis di sampingnya tidak merespon apa-apa,gadis itu menunduk kemudian menangis tersedu sedu.Gaskar-cowok yang menyelamatkan Misel menjambak rambutnya frustasi,apa yang ada di pikiran cewek ini.Namun saat melihat Misel seperti ini hatinya menjadi tersentuh,cewek ini kelihatan sedang memiliki banyak masalah.Tanpa ragu Gaskar menarik tubuh mungil itu ke dekapannya,mengusap surai panjang milik Misel,membiarkan gadis itu meluapkan segala masalahnya dengan menangis.

"Sorry udah ngebentak lo,"ucap Gaskar lembut.

Misel hanya merespon dengan anggukan kecil,memilih untuk menangis meluapkan semuanya.Dia tidak perduli jika suatu waktu cowok di depannya ini akan mencap dirinya sebagai gadis cengeng.

"Ma-makasih udah nyemangatin aku,”cicitnya sambil menyeka air matanya.

"Kenapa nangis,ada masalah apa?"pertanyaan itu entah kenapa kembali membuat air mata Misel luruh kembali,selemah itukah dia jika di tanya saja sudah menangis?

"Kalau dengan nangis bisa melepaskan semuanya silahkan aja,tapi jangan terus menerus karena air mata gadis baik kayak lo gak pantas keluar untuk orang yang gak tepat."saran Gaskar tanpa sadar bisa membuat pikiran Misel menjadi sedikit agak tenang.

"Aku gak nangis lagi,aku gak mau membuang air mataku untuk dia,"Misel berusaha untuk tersenyum."Apa mata aku masih terlihat kayak orang habis nangis?"imbuhnya sambil mengucek-kucek matanya.

Gaskar tersenyum kecil melihatnya,"gak usah sok kuat!”

Misel tetap memilih untuk tidak menangis lagi,dia tidak ingin membuang air matanya untuk pria seperti Melvin.

"Lo udah tenang? Kalau mau ayo gue traktir makan di kafe di depan."tawaran Gaskar membuat Misel malu sendiri,niatnya ingin menolak namun perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi,perutnya bahkan telah berbunyi sedari tadi.

"Ayo,nunggu apa lagi?Gue udah denger cacing di perut lo demo minta makan,"pipi Misel memerah. Sial!Perutnya seperti ingin mempermalukannya di depan Gaskar.Tapi dia tetap membuntuti Gaskar masuk ke kafe tersebut.

MISELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang