•• Chapter 55 ••

8.6K 269 4
                                        

Harap follow akun ini sebelum membaca 🖤🖤

Happy reading

Let's start!

Typo di tandai!

°°°°

Sepulang dari sekolah Misel tidak langsung ke rumahnya,ia memutuskan untuk singgah ke rumah Gaskar sekedar untuk melihat bagaimana keadaan kedua orang tua Gaskar.

Setelah memberikan ongkos ojeknya Misel mendorong pagar secara perlahan dan segera memencet belum saat tiba di depan pintu.Cukup lama dia menunggu pintu di terbuka sampai di buka oleh Rahma.

“Assalamu'alaikum ma—”

“Sayang,kamu kemana aja? Kenapa baru sekarang mampir ke sini?”Rahma langsung memeluknya dengan hangat,menyalurkan rasa kangen akibat tidak lama bertemu.Tidak jauh berbeda dengan Misel,gadis itu tidak kalah memeluknya dengan erat.

Cukup lama berpelukan akhirnya Rahma menyudahi dan mengajak Misel untuk masuk,di luar tadi terlihat dengan jelas perubahan drastis dari wajah Rahma,wanita terlihat semakin kurus dan garis hitam di kelopak matanya terlihat jelas.

Suasana di dalam rumah Gaskar juga begitu,rasanya semakin sunyi dan sedikit gelap.Tidak ada lagi hawa kehangatan yang terasa oleh Misel saat memasuki rumah ini,kondisi rumah ini bisa di bilang tidak terurus.

Misel menelan salivanya sesudah mereka mendudukkan bokongnya di sofa,entah kenapa Misel menjadi sedikit canggung berada bersama Rahma.Padahal sebelumnya mereka sangat dekat layaknya ibu dan anak,mungkin ini faktor kepergian Gaskar.

“Mama apa kabar?”Misel menyapa mencoba mencairkan suasana canggung di antara mereka.

Terdengar Rahma menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan,“seperti yang kamu lihat,mama kesepian banget sejak kepergian Gaskar bahkan jika bisa,mama berharap bisa cepat-cepat meninggal supaya bisa ketemu sama Gaskar.”

“Stt,mama gak boleh ngomong kayak gitu,”Rahma terkekeh pelan.

“Mama gak nyangka anak mama bakal secepat itu di panggil sama Tuhan, padahal penyakit Leukimianya kata dokter udah hampir sembuh,tapi takdir berkata lain.” Misel menundukkan kepalanya ikut merasakan kesedihan yang di alami Rahma.

“Maafin mama waktu itu gak beritahu kamu,kalau saja kamu gak ke sini mungkin kamu gak bakal tau tentang ini,”lanjutnya kembali.

“Gapapa ma,”

Rahma beranjak dari duduknya ke dekat Misel setelah itu menggenggam satu tangan Misel dan mengusap surai rambut Misel dengan lembut,“kamu gadis yang baik,pantesan Gaskar bisa cinta dan sayang banget sama kamu.”

Misel tersenyum tipis.

“Udah sejak kapan Gaskar sakit Leukimia ma?”

“Kalau gak salah sejak kelas 5 SD,sejak tau dia punya penyakit dia jadi menjauh dari temen-temennya dan selalu menyendiri.Kami udah bawa Gaskar berobat kemana-mana tapi hasilnya tetep sama,terus sebelum Gaskar meninggal sebenarnya penyakitnya udah hampir sembuh tapi dia udah duluan di panggil sama Tuhan.”jelas Rahma seraya mengingat bagaimana perjuangan Gaskar untuk ingin sembuh.

“Sebenernya sebelum ketemu sama kamu dia udah mau nyerah buat berobat,tapi sejak ada kamu dia mulai rajin kemoterapi dan makan obat secara rutin,awalnya mama bingung dengan perubahan dia namun setelah dia bawa kamu ke rumah mama jadi tau alesannya dia pingin sembuh.”

MISELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang