•• Chapter 2 ••

8.6K 453 12
                                    


Saya akan janji follow aku ini sebelum membaca!😎😎😎

Kalian sudah janji,hehehe.

Kenapa kalian masih mau lanjutin baca cerita ini?

Absen tempat tinggal yuk😅😂

Umur kalian berapa?Mana tau kita seumur-an.

Hehehe,maklum aku ini banyak BACOT nya jadi kalian harus sabar.Oke?!

Sip,kalau gitu ayo LET'S GO!

Jangan lupa taburan bintang,tinggalin komen dan pencet tombol follow yaw.

Typo di tandai!
Tisue jangan lupa.

HAPPY READING ♡

°°°°


Misel duduk di bangku taman sambil memakan nasi goreng buatan Bi Hanum.Dia sendirian di sini,setelah mengganti seragamnya yang kotor Misel langsung ke sini meninggalkan Melvin yang tadi bersamanya.Sebenarnya cowok itu bersikukuh ingin ikut dengannya namun Misel mencegah dengan beralasan sekarang dia hanya ingin sendiri.

Kenapa dan kenapa yang terus-terusan berputar di otaknya layaknya kaset rusak.Dia selalu di asingkan,selalu di sakiti dan tidak ada satu orang pun yang mau berteman dengannya.Jangankan berteman jika bertemu dengan Misel saja mereka menghindar lalu berbisik-bisik bahkan ada yang mencacinya secara terang-terangan layaknya Misel ini hanya sampah.

Sudah dua tahun Misel sekolah di sini dan sudah dua tahun juga dia di sisihkan dan di bully teman-temannya terutama Amara.Amara sangat membencinya,karena dia beranggapan bahwa Misel telah merebut sahabatnya.Misel tertawa kecil,siapa yang ingin merebut sahabatnya dan siapa yang mau berteman dengannya dan apa yang bisa di harapkan dari gadis bodoh serta pendiam seperti dirinya?

"Gak baik melamun,nanti lo ke sambet,"Misel terkesiap ketika bahunya di pegang tiba-tiba.Misel memegang dadanya,kaget.

"Lo ngapain terus-terusan natap kotak bekel itu,memang itu dari siapa? Pacar lo ya?"Mauren duduk di sampingnya.

Namanya adalah Mauren Mivelsta,cewek dengan perawakan tinggi dan rambut sedikit pirang yang menjadi ciri khasnya ini adalah primadona sekolah,dia juga orang yang pertama kali mau berteman dengan Misel dan dia juga sahabat Amara-cewek yang tadi membully Misel.Dia beranggapan bahwa Misel merebut Mauren darinya padahal Misel tidak melakukan itu dia cuman kebetulan tak sengaja membantu Mauren saat dia hampir di perkosa oleh preman dua tahun yang lalu dan saat Misel telah membantunya Mauren berterima kasih setelah itu selalu mengikutinya kemana pun dia pergi dan terus meminta supaya dia jadi teman Misel.

Misel yang sudah merasa risih dengan sikap Mauren akhirnya mengiyakan dan akhirnya kabar pertemanan mereka meluas,anak-anak yang lain tidak suka Mauren berteman dengannya mereka selalu menghasut Mauren untuk menjauhi Misel tetapi Mauren tidak pernah menanggapi semua itu hingga suatu hari Mauren mengajak Misel makan di kantin hingga secara tidak sengaja Mauren mengabaikan Amara dan Amara yang marah karena diabaikan mengira bahwa Misel telah menyuruh Mauren untuk melupakan dirinya dan Amara tidak terima langsung melabrak Misel sampai membully Misel hingga sekarang.

Mauren tidak tahu kalau Misel di bully Amara,Amara mengancam kalau Misel mengadu pada Mauren dia akan di bunuh dan tentu saja gadis lemah sepertinya hanya menurut.Teman sekelasnya yang juga tidak suka ikut-ikutan membully-nya.

"Kok lo diem,ini bekel dari pacar lo ya?Kenalin sama gue dong,kok lo main rahasia-rahasiaan gitu sih?"Mauren mengguncang-guncangkan bahu Misel.

"Ini cuman kotak bekel dari Bibi kok,"

MISELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang