•• Chapter 1 ••

14.5K 578 22
                                    


Hai semuanya,gimana kalian siap untuk part ini?

Pasti siap dong ya,harus siap!hehehe

Jangan lupa komen nya ya,aku tunggu😙

Oh iya,tissue nya jangan lupa,soalnya aku ngasih bawang di sini.

Oke LET'S GO!!

HAPPY READING ♡

°°°°

PLAK!

"Dasar anak tidak berguna! Kenapa kamu hanya diam saat di tanya MC tadi hah?! Kamu mau bikin keluarga ini malu?!"Tangan besar pria yang diketahui bernama Bryan itu mendarat sempurna di pipi kanan gadis dihadapannya.Rahangnya mengeras hingga terdengar gesekan giginya,wajahbmerah padam beserta dadanya yang naik turun menandakan bahwa dia sangat marah sekarang.

Sedangkan gadis yang berada di depannya ini hanya diam,menunduk membiarkan air matanya yang perlahan-lahan turun.

"Kenapa kamu diam?Kamu tuli?!Jawab!”hardiknya sekali lagi,dia mencengkram pergelangan tangan gadis itu membuat si empu meringis.

"Memang Misel harus jawab apa,Pa? Jawab kalau Papa dan Mama sangat menyayangi Misel,begitu?"Akhirnya gadis yang bernama lengkap Misella Caroline itu bersuara.

"Iya,itu yang saya harapkan keluar dari mulut kamu dari tadi,tetapi kenapa kamu hanya diam saja anak sialan?!Mereka pasti mengira saya adalah Papa yang buruk."

Misella tertawa mengabaikan rasa sakit di hatinya saat mendengar kata 'sialan' yang di ucapkan Papanya.Dia telah sering mendengar kata umpatan seperti itu malahan itu telah menjadi makanannya sehari-hari,tetapi kenapa hatinya tetap sakit mendengarnya.

”Yang mereka bilang memang benar!”


"Dasar anak tidak tahu di utung! Dibaikin malah ngelunjak!"

Plak!

Misel kembali meringis saat sebuah tangan mendarat di pipinya yang sebelah kiri,lengkap sudah pipinya kena tampar hari ini.Misel mendongak melihat orang yang barusan menamparnya dan seorang wanita bergaun berwarna peach telah berdiri di sampingnya.

"Semakin besar semakin gak tahu adab kamu ya! Beraninya melawan sama orang tua!" Teriak wanita yang bernama Yuna itu menggebu-gebu.

"Saya hanya terpaksa mengajak kamu ke pesta itu,andai saja orang di luaran sana tidak tahu kalau kamu anak kami,saya tidak akan pernah sudi mengajak kamu yang banyak tingkah! Jika saja Mauren yang kami bawa mungkin kami tidak akan malu,"lanjutnya membuat Misel menggeleng.

"Saya juga menyesal telah melahirkan kamu!"

"Tidak ada gunanya kita membuang tenaga dengan berteriak-teriak seperti ini,anak tidak tahu di untung seperti dia tidak akan tau.Biarkan saja dia ayo kita istirahat."Bryan yang sudah mulai lelah mengajak Yuna pergi namun istrinya itu menggeleng.

"Enggak Pa,Mama harus beri anak ini pelajaran.Supaya dia tidak macam-macam lagi!"Yuna mendekat kemudian menjambak rambut Misel membuat Misel meringis kesakitan. Jambakan Mamanya sangat keras hingga Misel merasakan bahwa rambutnya rontok.

MISELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang