Happy reading 💗💗💗Jangan lupa meninggalkan vote dan komennya ya!
Follow juga akun ini Yup! 💗💗
Typo di tandai!!
°°°°
Ketika kita jatuh cinta harus siap untuk terluka,mungkin pepatah itu tidak asing lagi bagi sebagian orang,apalagi kita hanya mencintai sepihak.Misel berfikir cintanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan yang di inginkannya,namun yang ia peroleh tidak lebih dari rasa sakit yang dia rasakan begitu dalam.Misel menatap kosong ke depan,malam ini kendaraan sangat banyak lalu lalang dan terdengar sangat berisik.Akan tetapi Misel tidak mendengar apapun,hanya kesunyian yang menemaninya saat ini.Otaknya bergulir kembali mengingat kejadian yang baru saja ia alami tadi.Bibirnya menyunggingkan senyuman tipis lalu gadis itu tertawa miris,orang-orang yang lewat di sekitarnya menatap dengan penuh tanya.Gadis itu tidak peduli jika orang bilang dia gila,dia tidak peduli lagi dengan apa yang di katakan orang padanya.Untuk saat ini yang dia harapkan hanya kematian,dia tidak ingin hidup lebih lama lagi jika nasibnya akan seperti ini secara terus menerus.
Baru saja dia merasakan apa itu kebahagiaan,baru saja dia merasakan ada gunanya dia untuk hidup dan baru saja dia semangat menjalani hari-harinya.Namun, Tuhan seolah mengambilnya kembali dan menukarnya dengan kesedihan dan kepedihan kembali. Misel menjadi bertanya-tanya, apakah Tuhan membencinya dan dosa apa yang telah dia lakukan? Hingga kebahagiaan itu tidak pernah datang pada hidupnya.
Ataukah dirinya yang terlalu bodoh dan hatinya yang terlalu mudah untuk luluh,diperlukan spesial sedikit hatinya langsung luluh begitu saja.
Dia merebahkan tubuhnya di rerumputan yang ada di sana,seiring dengan matanya yang terpejam dia berharap tidak akan bangun lagi untuk keesokan harinya.
“Dek,bangun! Ngapain kamu di sini?Ayo pulang! Nanti di apa-apain lagi sama preman,”dengan malas Misel membuka kembali matanya.
“Kenapa tidur di sini? Pergi pergi!”lanjut bapak-bapak yang diketahui tukang sapu jalan itu, Misel mengetahui karena seragam yang dia kenakan.
Dengan langkah lunglai Misel pergi dari sana, dengan penampilan yang sudah acak-acakan bahkan nyaris seperti orang gila Misel mulai menyusuri jalanan tersebut.Langkah kakinya terseok-seok terlihat tidak ada semangat dalam dirinya.
“Dasar anak muda sekarang,ada-ada saja kerjaannya,”bapak yang tadi geleng-geleng kepala setelah melihat punggung Misel mulai menjauh.
Akhirnya Misel sudah berdiri di hadapan rumahnya,dia mencengkram kuat dressnya yang sudah kotor kemudian menggigit bibir bawahnya berusaha menahan isakan yang segera keluar kembali.
Setelah memperbaiki sedikit penampilannya yang acak-acakan Misel langsung memasuki rumahnya dengan wajah seperti biasa layaknya tidak ada sesuatu yang terjadi.Dia tidak ingin siapa pun tau tentang masalahnya,lagian jika kedua orang tuanya tau mereka hanya kepo bukannya peduli padanya malahan mungkin dia akan di kata-katai.
“Dari mana saja kamu heh,”bentakan dari papanya menyambut kepulangan Misel.
“Dari luar pa,”
“Ngapain aja kamu di luar sampe tengah malem begini?Dasar anak gak bener!Bikin malu saya saja!” cacian demi cacian keluar dari mulut Bryan,tidak ada yang Misel lakukan selain menunduk.
“Pergi kamu sana,sekali lagi kamu keluyuran gak jelas begini saya pastikan kamu akan angkat kaki dari rumah ini!”
Untuk saat ini biarlah dia berdosa karena mengabaikan ucapan papanya,dia sangat lelah dan sangat ingin segera pergi dari dunia ini untuk selama-lamanya.
Saat hendak memasuki kamar,ia bertemu dengan Yuna dengan setelan rapinya.Misel menatap ibunya itu sekilas dengan wajah sendu lalu memasuki kamarnya tanpa bicara sedikit pun.
“Dasar anak aneh,”gumam Yuna melihat Misel.Sebenarnya ada sedikit rasa khawatir saat melihat keadaan anaknya seperti itu,tapi tidak bisa dipungkiri dirinya belum bisa menerima dan berusaha membuang rada itu jauh-jauh.
Sedangkan Misel sudah merebahkan dirinya di ranjang lantas menatap kosong ke langit-langit kamarnya,setelah selesai dengan itu dia masuk ke dalam selimutnya dan perlahan mengeluarkan air matanya kembali.Isakan demi isakan keluar dari mulutnya,ingin sekali ia membagi ceritanya kepada orang lain.Tapi dirinya tidak seberuntung orang lain yang memiliki seseorang yang sayang padanya,dia lahir sendiri dan akan selamanya sendiri.
Seluruh sudut selimut itu sudah basah kena air matanya,akan tetapi isakan dari gadis itu masih tetap keluar.Dia tidak sekuat orang-orang,dia lemah namun keadaan yang menuntutnya untuk menjadi seperti orang yang kuat.
Paginya Misel bangun dengan kondisi yang sangat mengkhawatirkan,matanya memerah,lingkaran hitam sangat jelas tercetak di bawah matanya,bibirnya pucat pasi dan tubuhnya yang tiba-tiba menjadi panas.
Saat hendak pergi ke kamar mandi penglihatannya menjadi berkunang-kunang dan hampir saja di tergeletak di lantai jika tidak segera berpegangan pada kepala ranjang.
Selesai mandi Misel kembali membaringkan tubuhnya di ranjang,hari ini Misel hanya ingin di kamar dan ia akan bolos sekolah.
Mata Misel menangkap sebuah bandana dan jempit rambut diatas meja belajarnya yang dibelikan Gaskar tempo hari yang lalu,dengan susah payah gadis itu kembali bangun dan mengambil kedua barang tersebut.
Bandana tersebut ia pasangkan di kepalanya lalu menatap pantulan dirinya di cermin lantas tersenyum bahagia.
“Pilihan kamu memang selalu cocok buat aku Gaskar,walaupun ini cuma bandana tapi sangat berharga buat aku.”ucapnya seraya mengingat kenangan-kenangan mereka terdahulu.
Hingga tiba-tiba senyuman itu luntur saat dia mengingat bahwa hubungannya dengan Gaskar telah hancur,secara terpaksa Misel menurunkan bandana tersebut dari kepalanya lalu menyimpan di dalam lacinya.
Gadis itu terduduk lemah di lantai,air mata kembali luruh dari kedua kelopak matanya.Bibirnya bergetar menahan isakan yang segera keluar,dia memeluk lututnya sendiri dan menjadikan tangannya sebagai bantalan.
Mengingat kenangan mereka membuat hati Misel seolah di tusuk ribuan belati beracun,air matanya tak bisa terhenti.Segala perilakuan Gaskar berputar di otaknya,saat cowok itu memegang tangannya dan menggenggamnya erat.
Saat dia sedih pasti cowok itu yang menjadi obatnya,di saat dia ingin menyerah cowok itu yang memberikannya semangat hidup.
Ada keinginan untuk mempertahankan Gaskar dalam hidupnya,dia ingin egois,dia ingin Gaskar hanya untuknya.Tapi Misel sadar siapa dirinya,dia hanya seseorang yang beruntung mendapatkan perhatian Gaskar,tidak lebih dari itu.
Ya, tidak lebih.
°°°°
HOW ABOUT THIS PART??!
Terimakasih telah membaca ☺💗
Jangan lupa vote dan komennya💜💜🖤
Dan follow juga akun ini ya🖤🖤🖤💙
See you next partai💓
![](https://img.wattpad.com/cover/237859473-288-k582866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MISELLA
RomansaAku kesakitan Aku butuh dukungan Aku kesepian Namun siapa yang peduli?Karena takdirku hidup hanya untuk di benci dan di abaikan. Aku butuh kasih sayang kalian Aku butuh simpati kalian Aku butuh rangkulan kalian Tetapi lama kelamaan aku sadar aku ti...