Devan dan Bagas kembali ke rooftop dan membantu Aden meminum obat setelah Aden meminum obat kini mereka ingin kembali ke kelas tapi sebelum itu Aden telah membuka seragam sekolah nya yang penuh dengan darah dan menyisakan baju kaos oblong putih.
Begitu juga dengan Yori dan Olin mereka sudah membantu Anas kembali ke kelas."Olin! Anas minta jawaban no 3 dong," panggil Anas dengan sedikit berbisik.
Krik krik krik.......
"Olin jangan pura pura tuli deh, Anas sumpahin beneran korengan tu telinga," ancam Anas.
"Iya sebentar Anas," jawab Olin seraya memberikan kertas yang berisikan jawaban setelah selesai menulis semua jawaban itu kertas yang tadi di tangan Anas sudah berpindah ke tangan Yori.
"Yang sudah selesai kumpulkan boleh istirahat langsung," ujar bu ani.
Mendengar ucapan bu ani, dengan segera AYO mengumpulkan kertas ulangan mereka dan keluar menuju kantin.
"Itu gabung sama mereka aja yok, kaga ada kursi lagi keburu lumutan gue disini."
"Mana lumut nya yor?"
"Ye si punuk onta gue becanda, udah ah buruan," ujar Yori seray menarik tangan Anas dan Olin.
"Kita gabung ya," pinta Olin dan mereka langsung duduk di depan Devan dan Bagas.
Aden? Entahlah tadi ia bersama Dea, mungkin ada yang mereka bicarakan.
Drtttttt.........drttttt.........
"Hallo"
"......................"
"Hah?! Siapa yang ngambil!"
"......................"
"Oke, lo tenang aja kita yang nyari"
"..............."
"Iya dah sana."
Sambungan telpon terputus.
"Siapa yang nelpon gas?" Tanya Devan.
"Bukan siapa siapa, kepo lo," jawab Bagas dan melanjutkan makan "Lo kenapa si nas malah seneng dagu lo jadi warna biru gitu?" tanya Devan dengan heran.
"Kan kita itu ha----------" ucapan Anas terpotong "Ushushushushhhhh diem lo biar gue aja yang jawab, jadi karna dia pingsan nya arah kedepan jadi dagu dia kecium sama semen lapangan dan itu berhasil bikin dagu dia jadi biru gitu tapi, aneh nya kan kalo orang orang jadi insekyur lah dia malah kegirangan," jelas Yori sambil menghela nafas nya pelan.
"Kalian mau tau nggak dia udah nunjukin dagu dia itu sama siapa aja," tawar Olin sambil menarik turun kan alis nya.
"Dzolim kalian ya sama anas, padahal ini tu sebuah karya seni dan bukti cinta anas ke aden," gerutu Anas.
"Emang sama siapa aja dia nunjukin dagu biru dia itu?" Tanya Bagas penasaran.
"Ke pak danu, pak jhoni, bu ani, andin, abram, hampir semua warga IS( imanuels school) pada tau kalo dia punya dagu biru gitu, mana bentuk nya bulat lagi," jawab Olin dengan kekehan kecil.
Mereka tertawa kecil melihat tingkah anas yang konyol dengan bangga nya ia mengatakan bahwa dagu biru itu ada sebab tragedi bukti cinta nya pada Aden.
"Iya den, masa aku bohong sama kamu, emm aku sama Sisil liat sendiri kok, dia ngomong sama semua orang kalo kamu itu pacar nya dan kamu itu cinta banget sama dia," ujar Dea sambil memegang lengan Aden manja.
"Masa anas ngomong gitu ke semua orang, tapi kan apa yang dia bilang juga nggak salah seratus persen," guam aden dalam hati
Melihat Aden hanya diam tak menghiraukan perkataan nya sisil mulai memanas manasi keadaan agar aden terpancing emosi dan memarahi anas "Udah lah de, lagian ga ada salah nya juga anas ngomong gitu, toh aden nya juga seneng anas ngomong gitu ke semua orang, kan aden naksir sama anas."
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomanceFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...