Happy reading
Readers 😋Mereka pun menyusuri koridor menuju ke taman belakang sekolah sesaat mereka pun kini bersembunyi di balik tembok mendengarkan pembicaraan aden dan anas.
"Anas nggak ada bilang kalo kita pacaran atau aden cinta sama anas nggak ada kok, anas cuma nunjukin dagu biru ini ke semua orang karna dagu biru ini unik," ujar anas sambil tertawa kecil.
Aden tersenyum menyeringai lalu mendekati anas, perlahan ia mengangkat dagu biru itu kini iris mata mereka mulai bertemu, kini aden hanya butuh 3 cm lagi bibir manis yang tadi berceloteh di depan nya bisa ia lumat sepuas hati.
"Anj-- kok gue yang jadi deg degan padahal kan tujuan gue kesini mau marahin dia," ucap aden dalam hati.
"Mamahh ini si aden mau ngapain atuh, dosa dosa ah mikirin yang kayak di wattpad wattpad," guam anas dari dalam hati.
Deru nafas mereka semakin memburu dan terpaan nafas hangat aden mulai terasa di permukaan kulit wajah anas begitu juga sebaliknya, semakin dekat, dekat, dekat, dan "Jangan pernah suka sama gue karna lo bukan tipe gue, pahami ucapan gue, lo kan manusia gue yakin lo paham sama ucapan gue," bisik Aden pelan dengan suara datar nan dingin tepat di telinga anas.
"Gak! Anas bakalan usaha terus biar aden bisa sayang sama anas, nggak penting tentang sakit hati yang anas alami!" Ujar Anas sambil tersenyum perih.
"Kabar bahagia nya tujuan lo udah tercapai tapi kondisi nggak memungkinkan untuk kita sama sama nas tapi, gue akan tetap ada di samping lo dari jauh, gue bakal jagain lo dari iblis jahanam itu."
"Emmm dan satu lagi," ucap Anas yang kian mendekati telinga aden dan berucap pelan "Kata mamah Muzijat Tuhan Nyata yakin dan percaya apapun yang anas minta kalo anas doa dengan yakin pasti permintaan anas terkabul, dan salah satu permintaan anas adalah 'mas aden' gimana?" Ujar Anas sambil meniup telinga aden pelan.
Aden hanya membeku mendapatkan perlakuan seperti itu, area sensitif nya berhasil di temukan oleh gadis jawa pendek ini.
Kompor gas mulai beraksi "Daebak telinga aden di tiup woyy, bisa bisa hilang kendali tu, bisa bisa temen lo di terkam tu yor."
"Ahhh itu mah mau an nya elu, aden mah mana bisa ganas kayak lo, tapi bisa sih yor kan itu area sensitif aden," imbuh Olin sambil menunjukkan raut wajah polos.
"Gue gampar mulut comel kalian baru tau rasa, samperin deh buruan," ujar Yori seraya berjalan menuju ke arah aden dan anas.
"HOYY NGAPAIN LU BERDUA!"
"Lagi pacaran!" jawab Anas dengan serius "Gue pulang duluan," imbuh Aden yang langsung menuju ke depan sekolah.
"Anas itu ibu mu udah nunggu dari tadi di luar cepetan samperin," ujar Andin.
"Anas duluan ya," pamit Anas "Nas malam ini jadi kan?" Tanya Olin "Iya jadi nanti jam 7 anas ke kostan kok," jawab Anas.
"Anak ngen---" Bagas menghela nafas sebentar dan melanjutkan perkataannya, tapi terpotong oleh ucapan Devan "Udah gas jangan di lanjutin ceramah nggak guna dari lo, lebih baik sekarang kita balik," putus Devan.
Akhirnya mereka semua pun pulang ke kostan masing masing.
"Mah, mamah tau nggak kalo mbak dinda lagi hamil?" Tanya Anas dengan sedikit berteriak "Ndak kedengaran nas, nanti aja ngomong nya."
Sesampainya di rumah anas melepas sepatu nya dan masuk langsung ke kamar, sedangkan mamah kembali ke dapur melanjutkan acara masak nya.
Selang beberapa menit anas sudah berganti baju dan menuju ke ruang makan, terlihat ada mamah yang sedang menyusun makan siang di meja sedangkan papah sedang duduk di kursi kepala keluarga bersama noe tentu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomanceFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...