33

33 9 1
                                    

"Dinda? Bangun Din! Anak kita belum di kasih nama, lo malah pura pura koma!"

Anas merasa sedih karna Dinda mengalami koma dan dokter mengatakan tidak tau kapan Dinda akan bangun yang pasti denyut nadi Dinda masih ada.

"Nas, itu lo tenangin kakak ipar lo, kasian dia kayak nya dia cinta banget sama mbak lo," ujar Bagas.

"Lo gendong aja nas anak nya terus suruh deh dia ngasih nama atau apa kek," saran Yori dan Anas mengikuti nya.

Anas sedikit takut menganggu tetapi berkat dukungan orang belakang layar jadi Anas harus berani.

"Mas," panggil Anas "Ini Dede nya di kasih nama dulu," lanjut Anas.

Bara mengangguk "Tapi mas nggak tau nas mau ngasih nama dia siapa, karna Dinda nggak pernah bilang dia mau ngasih nama siapa."

"Mas cari aja nama kesukaan mas pasti ada," saran Anas tetapi Bara kembali menggeleng "Albara Arsalan Dexter, itu nama yang mas suka," ujar Bara sembari terkekeh kecil.

"Yee tadi sedih sekarang ketawa ajaib ni manusia, udah tua ajaib lagi," Guam Bagas kepada Devan yang membuat tawa Yori dan Devan pecah.

"Eittss ajaib ajaib gitu dia nikah gas, lah elu? Jangan kan nikah yang mau pacaran sama lo aja kaga ada," guam Yori sambil terkikik.

"Ada yang mau pacaran sama dia." Semua orang menatap Devan penuh tanya, seolah mengerti dengan tatapan yang di berikan kepadanya "Ck! Janda pekanbaru yang kemarin!"

Semua terbahak bahak mendengar ucapan Devan sedangkan Bagas sudah mendengus kesal, Anas? Entahlah dimana gadis cerewet itu.

Anas tiba tiba datang dengan senyum manis khas nya "Coba tebak Anas bawa apa kesini?"

"Nasi campur?" Anas menggeleng.

"Nasi uduk?" Anas menggeleng.

"Cimol? Pempek? Nanas? Es Doger?" Anas menggeleng  cepat.

"ANAS BAWA!! ALBIRU PUTRA ARSALAN DEXTER! Suster sini Dede Al nya," ujar Anas sambil mengambil box bayi berwarna biru.

Bara sangat terkejut dengan ucapan Anas, jika yang di gendong suster adalah anak nya lalu siapa anak yang di gendongan nya.

"NAS! LO KALO MALING ANAK ORANG JANGAN SEMBARANGAN!"

"IYA NAS BENER TUH KALO EMAK NYA NYARI GIMANA?"

Anas tertawa nyaring mendengar ocehan sahabatnya yang terlalu bodoh.
"Ini kembaran si kecil ini loh!" Ujar Anas.

"Tapi nas kata si dokter......." Ucapan Bara terpotong "Berkat kasih sayang dari ayah nya dan doa dari semua orang jantung Albiru berdetak lagi," jelas Anas.

Bara meletakan Anak yang di gendong nya dan sontak Anas terkejut tetapi Anas membalas pelukan hangat dari Bara yaitu Mas tersayangnya.

Meski jauh di dalam lubuk hati nya yang paling dalam ia sangat ingin Dinda menggendong anak mereka.

"Ini Albiru kalo yang ini......"

"Aiden Putra Arsalan Dexter!" Ucap Bara spontan dan senyum manis terbit dari wajah semua orang yang ada di dalam ruangan inap Dinda.

Keesokkan harinya Papah dan Mamah sudah ada di dalam ruang inap Dinda, bukan nya membaik keadaan Dinda malah memburuk sejak malam kemarin detak jantung Dinda melemah.

"Pak, keadaan putri bapak dalam bahaya." Dokter mengatakan hal itu kepada semua orang.

"Selamat kan istri saya dok! Berapapun biaya nya saya akan bayar!" Ucap Bara tegas.

FABULA AMORIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang