Seminggu sudah ke pergian Aden tetapi tetap saja Anas tidak menunjukkan senyum nya terkecuali saat Cipa menemui nya, Kandungan Dinda sudah memasuki bulan ke sembilan hanya menghitung beberapa hari lagi buah cinta nya akan lahir kedunia.
Dinda masuk ke dalam kamar Anas untuk melihat kondisi Anas, dan apalagi yang dilihat Dinda selain adik nya yang sedang tidur.
"Anas, bangun yok, mandi terus makan," ajak Dinda halus "Nas, kamu nggak kangen berantem sama mas? Udah satu minggu lho kita nggak berantem," imbuh Bara yang baru masuk kedalam kamar Anas.
"Hmm iya mbak, mas, rasa nya Anas harus bangkit dari keterpurukan ini," Ucap Anas tersenyum.
Bara dan Dinda keluar kamar memberikan Anas waktu untuk bersiap siap.
"Mbak! Makanan Anas mana? Ini udah mau telat loh nanti di marahin sama Bu Ani!" Teriak Anas dari dapur.
Dinda tersenyum akan perubahan sikap adik nya seperti sediakala "Itu nas yang ada di tudung saji makanan mu."
"Yahhh kok roti? Ya udah deh nggak papa, Anas berangkat ya mbak!" Pamit Anas yang langsung berlari ke arah depan "Mas Bara, Anas berangkat!"
Bara tersenyum lebar melihat tingkah Anas yang kembali menyebalkan dan bawel, sesampainya di sekolah semua orang terkejut dengan perubahan Anas.
Yori melihat Anas kembali ceria itu adalah sebuah anugerah "Anas? Ini lo Anas kan? Beneran ini Anas?"
"Iya ini Anas, Pacar nya Aden!" Senyum Anas kembali memudar ketika mulut nya mengeluarkan kata kata itu.
"EHHH ANASYAA! ADEK NYA AKU!" Devan mencair kan suasana karna ia tau jauh dalam hati Anas masih tersimpan kenangan indah bersama Aden.
Bagas pun ikut menimbrungi "Pineapple gue udah senyum lagi nihh, gue kira lo bakalan jadi mayat idup!"
"Sembarangan banget itu mulut gas!" Dengus Anas "Emm Yori enak nggak nikah muda," Imbuh Anas.
Yori gugup "Apaan lo tiba tiba nanya gitu ke gue!"
"Kenapa nas? Lo mau gue nikahin," tawar Bagas.
"Idihhh nggak! Anas mau nungguin seseorang!" Ujar Anas sambil tersenyum kecil.
Devan mulai bingung "Lo punya cowok baru nas makanya lo jadi ceria gini lagi?"
"Heemm bentar lagi Anas kenalin kok ke kalian," Jawab Anas yakin.
"Bu Ani dateng tuhh!"
"SELAMAT PAGI SEMUA NYA."
"PAGI IBU!"
"PAGI PACAR NYA PAK DANU!"
"HEH?! SAYA DENGAR ITU YA BAGAS!"
"MANGAP BU!"
"Baik buka halaman 231 kerjakan soal 1-50 tulis soal dan jawaban berserta rumus dan cakaran! Segera kumpulkan."
"BAIK BU!"
Kringgg......Kringg............
Mereka berniat untuk membeli cireng di kantin tapi lagi lagi Anas mendapatkan telpon yang darurat, apalagi jika bukan Dinda yang mendapatkan kontraksi.
"Kenapa nas?"
"Nape nas?"
"Muka lo jangan di tekuk gitu kenape nas?"
Anas menjawab "Mbak Dinda lagi kontraksi jadi nya Mas Bara nelpon Anas nyuruh kabarin mamah sama papah nya Anas."
"Hemmm gitu," sahut mereka bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomanceFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...