Semenjak kepergian Olin, semua nya berubah termasuk suasana di sekolah, banyak hal yang mengingatkan mereka tentang Olin.
8 bulan adalah waktu yang cukup lama bagi mereka untuk melupakan Olin tapi ternyata melupakan Olin adalah jalan yang tidak mudah.
Bagi Anas tidak ada lagi sosok yang sangat penyabar bagi nya, Bagi Yori tidak ada lagi sosok yang selalu mengajak nya makan di tengah malam, Bagi Bagas tidak ada lagi sosok yang selalu nebeng dengan nya dikala pulang sekolah, Bagi Devan tidak ada lagi sosok pendengar yang baik untuk nya, Bagi Aden tidak ada lagi sosok yang selalu menanyakan banyak hal kepadanya salah satu nya mengenai rumus akuntansi dan rumus fisika, semua nya merasakan kehilangan banyak hal yang sudah mereka coba untuk menghubungi Olin tetapi hasil nya adalah Nihil.
Hubungan Aden dan Anas memanglah berpacaran tetapi mereka tetap saja layaknya seperti seorang kawan, Aden yang sibuk dengan urusan kantor dan olimpiade nya sehingga membuat Aden dan Anas kurang memiliki waktu bersama, begitu juga dengan Yori dan Devan yang kini sudah mulai sibuk dengan urusan kantor, sedangkan Bagas? Ya Bagas masih menjadi orang yang sama tetapi apa bedanya dia dan yang lain kini ia juga mulai sibuk dengan Madu pacarnya.
Anas jauh lebih banyak memanfaatkan waktu untuk menemani Dinda yang sedang hamil besar di banding dengan sahabatnya, tetapi hari ini Anas akan berkumpul bersama sahabatnya tepat di ulangtahun Trisa.
"Yori, Anas mau ketoilet dulu ya," ujar Anas.
"Mau gue temenin?" Tawar Yori dan di tolak oleh Anas "Nggak usah Anas bentaran doang kok, Yori tunggu di parkiran aja."
"Yaudah kalo gitu, nanti kalo ada apa apa telpon gue," pinta Yori yang sangat melindungi Anas, tentu saja ia sangat ingin melindungi Anas dan banyak berkomunikasi dengan Anas karna ia tidak ingin kehilangan Anas sama seperti ia kehilangan Olin.
Anas segera ketoilet dan bergegas kembali ke parkiran tetapi ia tidak sengaja mendengar percakapan dua orang dan mengenai siapa orang itu Anas juga tidak tau siapa mereka.
"Gue nggak peduli lo punya hubungan apa dan sama siapa! Yang penting sekarang gue pengen hari ini semua nya selesai!! Inget jangan sampai pacar lo tau soal ini kalo sampai dia tau lo bakal gue habisin!"
"Yok cepet masuk, gue ke rumah lo ya biar barengan aja kita ke ulang tahunnya Trisa," ujar Yori.
Anas menjawab "Boleh tuhh, itung itung kita me time, kan udah jarang kita berdua me time semenjak 8 bulan lalu kita jadi jarang bareng."
Yori merasa tak enak hati terhadap Anas "Maafin gue nas, papah nyuruh gue masuk dunia bisnis dan mau nggak mau gue harus masuk kesana, tapi hari ini waktu gue buat lo," putus Yori.
"Okeyyy!! Sekarang kita ke salon!!" Ujar Anas semangat.
"Salon apaaan?! Jangan salon deh nas, gue nggak bisa kesalon," tawar Yori dan mendapatkan kekehan dari Anas "Maksud Anas warung Sayur Lontong," jelas Anas.
"Owhlhh okey dehh cuss kita kesana."
Mereka membungkus sayur lontong untuk di makan bersama selama di perjalanan menuju ke rumah Anas, selama di perjalanan Anas menyuapi Yori dengan sayur lontong dan Yori fokus mengemudikan mobil.
"Mbak Dinda buka pintu, Anas udah dateng," teriak Anas dan Yori hanya menutup telinga nya.
"Iya sabar jangan teriak teriak nas," ujar Dinda.
"Hehehehe maap, ayok yor masuk, ehh mbak Dinda ini ada sayur lontong pakek cabe lima sendok kesukaan mbak nih," ujar Anas sambil menyodorkan sebuah bungkusan plastik tentu nya berisi Salon.
Mata Dinda berbinar-binar melihat bungkusan yang di bawa Anas "Makasihh adek nya mbak," ujar Dinda yang hendak memeluk Anas tapi tidak bisa karna terhalang perut buncit yang berisikan kacang ijo.
"Udah dehh mbak nggak usah pakek acara meluk kasian tu dedek nya kegencet," peringat Anas "Kita masuk ya mbak, ehhh bentar mbak, malam ini kan Anas mau keluar sama Yori ke ulang tahun pacar nya Bagas tpi pulang nya jam 12 malem boleh ngga mbak?" Izin Anas.
Dinda menimbang nimbang "Nas kamu tau kan Bara nggak mungkin kasih izin ke kamu dan mbak nggak bisa kasih izin juga ke kamu kecuali kamu izin ke Bara dan kasih tau alasannya," ucap Dinda sambil memberikan pengertian.
"Ya udah deh nanti Anas minta izin lewat telpon, kalo gitu Anas masuk ya mbak."
Kini mereka sudah masuk ke kamar Anas.
"Nas, kalo lo kaga di izinin gimana?"
"Ya nggak gimana gimana, lagian mas Bara ngelarang Anas pasti ada alasan nya."
"Tapi kan dia cuma ipar lo, ngapain juga lo nurut sama dia."
"Iya sih cuma ipar tapi dia itu punya tanggung jawab yang udah di kasih papah ke dia yaitu jagain Anas layaknya adik nya sendiri," jelas Anas.
"Ya udah minta izin sana," suruh Yori.
Anas segera minta izin kepada Bara.
Bank BRI 2
Mas baraaaaaa
👤Nggak boleh nas, hari ini kamu di rumah aja jangan kemana mana, tadi mas udah bilang ke papah tapi kata papah nggak boleh.
Belumm juga Anas minta izin udah di larang aja😒
👤Nurut kata orang tua nas, jangan ngelawan.
Apaan siii harus pakek titik segala kayak mau nulis wattpad harus pakek titik koma.
"Gimana?"
"Nggak di bolehin sama papah nya Anas yor," ujar Anas sendu.
"Hehhh Yori mau uang jajan Anas di potong ya?"
"Nggak lahh becanda gue, nass sorry banget nihh kayak nya gue harus balik ternyata ada kerjaan di kantor," pamit Yori.
"Owhlh iya nggak papa, titip ini buat madu, nah kalo ini buat Aden hadiah satu tahun pacaran," ucap Anas sambil tersenyum.
Yori merasa sedih melihat kondisi hubungan Aden dan Anas yang tidak jelas "Iya nanti gue kasih kok, Lo juga jangan sedih mungkin Aden mau kasih surprise buat lo."
"Iyaa dadah Yori, hati hati semangat kerja rodi nya!" Teriak Anas dari depan pintu rumah, Anas menutup pintu dan......
Duarrrrrr!!!!
"Paan sihh mbak, nggak kaget tau b aja," ujar Anas malas.
Melihat perubahan raut wajah Anas, Dinda mengerti bahwa Bara tidak mengizinkan Anas untuk pergi ke Ulang tahun pacar Bagas.
"Jangan sedihh dong nas, sekarang ganti baju terus kita jalan," pinta Dinda.
Mendengar kata jalan maka Anas langsung tertarik untuk menanggapi nya "Mau kemana mbak?"
"Ke..... Rahasia, buruan sana mbak tunggu di mobil terus tutup pintu, cepetan pakek baju yang bagus ya jangan kayak gembel," ejek Dinda karna setiap di ajak jalan Anas selalu menggunakan pakaian yang kuno contoh nya seperti celana kulot dan baju kaos hitam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mari bermain dengan takdir? Entahlah ikuti saja alurnya
.
.
.
Salam Manis
Rina Wenas
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomanceFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...