"Aden," panggil Anas.
Aden yang merasa nama nya disebut pun hanya mampu menoleh dengan wajah datar.
"Emmm Anas mau ngomong," lanjut Anas dengan gugup.
"Hm," jawab Aden yang kembali fokus menatap ponsel nya.
"Tapi nggak disini, di rooftop aja ya." ajak Anas.
Mendengar ajakan anas, aden langsung menatap anas dingin.
"Ya," ujar Aden.
Melihat aden berjalan ke arah rooftop anas pun segera mengikuti langkah aden.
"Buruan ngomong, 5 menit dari sekarang," ujar Aden.
"Emmm a-anu ituu, emm kita kan sekarang,...."
"Kita kenapa?" Tuding Aden.
"Kita kan trial nya udah selesai, jadi kan kita masih bisa berteman," ujar anas dengan ragu.
"Hm, udah?"
"Udah kok den, makasih ya udah mau temenan sama Anas," jawab Anas dengan hati yang gembira.
"Gue temenan sama semua orang, tapi gue sahabatan sama beberapa orang dan lo nggak ada dalam daftar sahabat gue," jelas Aden dengan suara datar, suasana pun menjadi panas.
Mendengar jawaban dari aden berhasil membuat dada nya semakin sesak dan itu membuat mata nya menjadi panas.
Dengan suara bergetar Anas menjawab penjelasan Aden. "Iyaa den, Anas tau kok."
"Ehh, bentar satu hal lagi," ujar Aden sambil mendekatkan wajah nya ketelinga Anas, "jangan pernah mimpi kalo gue punya rasa sama lo, lo itu buka tipe gue, tipe gue itu yang feminim nggak kayak lo petakilan" lanjut Aden seraya meninggalkan Anas di rooftop.
"Anas bisa jadi feminim, Anas bisa jadi tipe, Aden," jawab Anas dengan yakin tanpa ragu.
Aden menatap Anas dengan tajam dan sangat tajam, lebih tajam dari sebelumnya, "Lo itu bego, Nas. Sadar diri kalo, lo itu nggak mampu buat pintar dalam sekejap! Dan gue nggak bakal bisa suka sama cewek bar bar kayak lo, apalagi CINTA!"
Setelah Aden meninggalkan Anas pun menangis sejadi- jadi nya, sebegitu bencinya kah Aden terhadap Anas? Sebegitu buruknya kah Anas bagi Aden?disisi lain ada Olin dan Yori yang sedang mencari keberadaan Anas.
"Bagas, Devan," panggil Olin.
"Kenapa lin," sahut Bagas.
"Kalian liat anas nggak?" tanya Yori.
"Nah sama cuk, kami juga lagi nyari aden," jelas Devan.
"Hmmm kalian udah nyari di rooftop belum?" tanya Bagas.
"Belum sih," jawab Yori.
"Ya udah kita cari aja di rooftop," ajak Olin, baru saja mereka ingin melangkahkan kaki ke rooftop mereka melihat Aden duduk bersama Dea.
"Eh itu bukan nya aden ya," ujar Devan.
"Bener itu si aden," jawab Bagas.
"Cepet kita samperin kesana,"
"ADEN!" seru Devan dengan keras.
"Lo liat Anas nggak?" tanya Olin.
Kringggg.........kringggg........
"Yah udah masuk kelas nih, gimana dong, Anas dari tadi nggak keliatan lagi," pasrah Olin.
"Den, cariin Anas ya kami mau masuk kelas dulu babay," ujar Yori sambil berlari kearah kelas dan di ikuti oleh Olin serta Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomansaFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...