Anas sangat kesal karna hal ini bukan kah Dinda ingin mengajak nya pergi ke tempat makan tapi sekarang Dinda malah mengajak nya untuk menemani Bara meeting dengan rekan bisnisnya, Anas pun berakhir di tempat terkutuk yang jarang sekali ia datangi yaitu Albara Enterprise.
"Ngapain ke kantor sih mbak?" Tanya Anas dengan raut wajah yang sudah kesal.
Dinda hanya tersenyum "Anasya, kamu itu sebentar lagi mau lulus SMA, kalo kamu nggak mau belajar soal bisnis kamu mau jadi apa?"
Anas mendengus kesal "Anas kan suka masak mbak! Ya Anas bakal ngurusin resto di Kalimantan lah!"
"Kamu fikir ngurus resto itu bukan bisnis heh?!" Ucap Bara yang masih fokus menatap laptopnya.
Anas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil berucap "I-iyaa sihh tapi kan Anas lulus nya 1 tahun lagi."
Bara menatap Anas dengan menaikan sebelah alis kanan nya "Well, itu arti nya kamu menunda waktu untuk belajar dan setau mas, papah nggak pernah suka dengan yang nama nya kerjaan itu ditunda jadi, keputusan di tangan kamu kalo kamu mau ya uang jajan kamu akan bertambah karna kamu dapat gajih tapi kalo kamu nggak mau ya uang jajan dan fasilitas yang ada akan mas tarik."
"Udah lah nas coba aja, ditemenin kok sama mas Bara," jelas Dinda halus.
Anas mengiya kan permintaan Bara dan Dinda karna jika tidak uang jajan dan motor nya akan disita (fyi Anas udah bisa bawa motor wkwkwk).
Kini Anas dan Bara sudah berada di dalam ruang meeting dan menunggu rekan bisnis Bara datang, selang beberapa menit kemudian rekan bisnis nya itu tiba, siapa yang menyangka bahwa rekan bisnis nya itu adalah............
"Selamat datang pak," ujar Bara sembari berjabat tangan dengan rekan bisnisnya begitu juga dengan Anas "Selamat datang pak."
"Perkenalkan Anasya Fradella, Adik saya," ujar Mas Bara, "Hmmm, jangan terlalu formal bisa nggak Bar?" Tanya Pria yang di depan Mas Bara.
Mas Bara terkekeh sebentar "Kantor Yo bukan club."
"Dulu aja waktu masih di Jakarta lo yang nggak bisa formal sekarang pas udah di malang aja jadi formal, apa karna ada dia?" Tanya Pria itu sambil menunjuk Anas.
Mas Bara bedecak "Ck, jangan macem macem Yo dia Adek gue."
"Santuyy Bar, lagian gue juga udah ada bini."
"Bini? Nikah kapan lo?! Wahhh ngga asik lo nikah kaga ngajak ngajak." Ucapan Bara berhasil membuat Anas menatap Bara tajam "Permisi Pak---"
"Aryo, itu nama saya," jawab Pria yang bernama Aryo.
"Permisi Pak Aryo bisa kita mulai meeting nya," putus Anas yang sudah jengah dengan percakapan mereka.
Meeting selesai dengan baik dan sekarang Anas harus bisa membujuk Bara agar ia bisa ke ulang tahun Trisa.
"Mas! Anas pengen kesana! Mbak! Anas pengen kesana, ketemu pacar," rengek Anas.
"Terserah kamu nas, kalo itu baik yang kerjakan kalo ngga ya nggak usah." Bara menasehati Anas sambil berbincang dengan Pak Aryo.
"Mas Bara ganteng bin tua! Bank BRI ku!!!!!!" Teriak Anas dan "Maafin mbak ya nas nggak bisa bantu kamu, kamu tau sendiri gimana Bara," jelas Dinda.
Anas sungguh kesal dengan semua ini dan akhirnya ia pun menangis dan ini lah kebiasaan Anas jika emosi nya tertahan air mata lah yang membantu emosi nya reda.
"Saya antar, kamu mau kemana sekalian saya mau ke Bandara," ajak Pak Aryo.
Anas menatap meminta izin ke arah Bara dan Dinda "Sana ikut, kata nya mau ke ulang tahun Trisa," ujar Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomanceFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...