Part 23

34 6 1
                                    

Aden terus mencari Anas, bersamaan dengan itu Bagas dan Olin juga mencari nya tetapi hasil pencarian mereka terus saja buntu, dan disisi lain ternyata Anas pergi ketempat terkutuk yang sudah lama tidak pernah ia datangi lagi dan hari ini karna pikiran kacau nya Anas kembali ke tempat terkutuk itu.

"Ahhh.......Aa-aduhh...... Pelan pelan," rintih gadis bertubuh mungil.

"Ck berisik banget ini udah pelan pelan."

"Akhhh...... ini sakit banget mas! Pelan pelan mata mu!"

"Ya emang udah pelan, kamu nya aja yang baru pertama kali."

"Ck ya emang pertama kali makanya keluar darah," dengus gadis itu.

"Huaaaa....... Perihh bangett!" Gerutu gadis itu sambil menangis menahan sakit.

"Tahan bentar lagi selesai kok."

"Dari tadi bentar bentar kaki Anas sakit tau, mas enak timbang ngobatin doang yang ngerasa ini perih itu Anas!"

"Ya kamu juga pake acara ke kantor segala, udah gitu nggak pakek sendal, kaki kena beling, nangis,  kelaperan, emang kamu habis putus cinta ya?" Tuding Bara, ya Anas kekantor kakak ipar nya 'Albara Enterprise' tempat terkutuk yang 1 tahun terakhir ini jarang di kunjungi Anas pasal nya setiap ia ke kantor Bara pasti ada saja kesialan salah satu nya seperti sekarang ia hampir di usir karna seperti gelandangan.

"Nggak kok mas, ngelantur deh!" Sergah Anas cepat.

"Nas, mas kan dah bilang lebih baik jauhi Aden deketin bank berjalan a.k.a pewaris tunggal dari 'Sudarso Company' yang pasti kamu jadi nyonya muda yang kaya raya, dari pada ngejar Aden yang nggak pasti lebih baik Bastian nas," jelas Bara selaku Kaka ipar dan sahabat baik Bastian.

Anas berpikir sejenak dan Anas membenarkan ucapan Bara tentang hal ini, untuk apa ia berjuang untuk mendapatkan sesuatu yang sudah tidak bisa ia miliki lebih baik ia berjuang untuk seseorang yang memperjuangkan nya.

"Tuh dah selesai, yok balik nanti mas di cariin sama mbak kamu," ajak Bara.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil yang sedang melaju ke arah rumah.

"Bastian tu naksir kamu nas."
Anas membeku, tak tau apa yang harus dia jawab atas ucapan Bara.

Bara tersenyum "Nas, masa depan itu kamu yang merencanakan tapi Tuhan yang mengatur, kita boleh berharap tapi jangan terlalu berlebihan, dulu waktu Dinda pacaran sama Bastian kamu naksir dia kan?"

"Iya mas, Anas suka mas bastian dulu karna orang nya manis banget," jawab Anas dengan semangat.

Bara terkikik geli mendengar ucapan adik iparnya "Kamu tau nggak waktu kamu bilang kalo kamu naksir dia apa reaksi Dinda?" Tawar Bara.

"Mbak Dinda marah ya mas?"

"Makanya dengerin dulu," ujar Bara dan di angguki oleh Anas.

"Jadi tuh gini........."

// Flashback on//

"Bas, tadi kenapa kamu ketawa keras banget sama ke belakang rumah kedengeran," Tanya Dinda penasaran.

"Anas," ucap Bara sambil terkekeh.

"Iya Anas kenapa Bar? Tadi dia lari juga ke taman belakang rumah sambil ngusap air mata gitu? Kalian jahilin ya?!"

"Nggak sayang, dia bilang dia suka sama aku terus ya aku ketawa lah becandaan nya dia absurd banget," jelas Bastian.

"Ck! Kamu nih bikin dia nangis! Dia itu beneran naksir sama kamu bas."

"Iya maafin aku, eh sayang aku harus balik nih nanti malam aku jemput."

"Iya hati hati bas."

"Eh Din! Masa lo nggak marah sama Adek lo?" Tanya Bara.

FABULA AMORIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang