Dua Minggu adalah waktu yang cukup lama untuk mereka pulang ke kampung halaman mereka masing masing, Anas yang menyusul Mamah dan Papah nya ke Kalimantan, Aden dan Olin yang tetap di malang, Bagas, Yori, Devan tentu nya mereka kembali ke Jakarta tempat dimana mereka tumbuh besar bersama, sudah waktu nya mereka kembali ke malang dan melanjutkan studinya di malang.
Matahari kini sudah mulai menyapa pagi dan dimana gadis kecil itu? Emmm ya kini gadis kecil itu sedang menunggu supir tercinta nya bersiap-siap untuk mengantarkan nya kesekolah.
"Mas Bara buruan! Nanti Anas gelas lohh, Nanti aja mesra mesraan nya?! Timbang masang dasi aja masa nggak bisa!!" gerutu Anas dan bara hanya terkekeh melihat tingkah laku Anas.
Bara segera menghampiri Anas yang sudah menunggu di dalam mobil "Mas berangkat ya Din, jaga diri di rumah."
"Dadah mbak Dinda nanti Anas bawain kok rujak buah Deket toko fotocopy belakang sekolah," ujar Anas sambil melambaikan tangan nya ke Dinda yang sudah tersenyum melihat Anas.
Di perjalanan menuju sekolah Anas mengatakan bahwa ia akan pulang jam 4 sore mungkin ia pulang bersama Yori dan Olin.
Anas menyalimi tangan Bara dan berlalu turun dari mobil "Dah mas bara! Semangat kerja nya." Bara mengangguk kecil sambil melajukan mobilnya.
Gerbang merah itu terbuka sangat lebar, melampilkan lapangan sekolah dan tidak lupa guru guru yang sudah berbaris menunggu kehadiran murid baru kelas 10.
Anas menyalimi semua guru guru, tak disangka sangka ternyata di belakang Anas sudah ada Sang pujaan hati yang ia rindukan selama dua Minggu terakhir.
Mereka berjalan bersampingan seolah mereka pergi sekolah bersama "Kangen nggak sama gue?"
"Gak biasa aja," ketus Anas, Aden sudah berada di depan Anas guna menghalangi jalan Anas pun berniat menggoda Anas "Yakin?"
"NGGAK!" Sahut Anas yang sudah tidak bisa menutupi kerinduan nya terhadap Aden "Sama gue juga nggak," imbuh Aden.
"Nggak apa?!" Bentak Anas "Nggak mungkin nggak kangen!" Teriak Aden nyaring sehingga banyak mata yang menatap kearah mereka.
Mereka saling menatap satu sama lain dan beberapa detik kemudian mereka tertawa bersama, tawa Aden terdengar sangat renyah begitu pula sebalik terhadap Anas.
Selama satu tahun Aden bersekolah di SMA Imanuel School baru hari ini ia tertawa sangat renyah dan menunjukan wajah tengil nya dan yang seperti ia katakan pada Anas "Mungkin gue Badboy tapi gue nggak playboy malah terkesan Softboy." Andai saja ada rekaman ulang atas semua perlakuan Aden terhadap Anas tempo dulu mungkin saat ini Aden sudah menyadari bahwa ia bukan SOFTBOY melaikan SOFTWARE.
"Ya udah yok PACAR kita ke ruang OSIS kata nya kalo telat nanti dimakan sama Bu Ani yang kejam, " ajak Aden sambil terkekeh geli.
Anas mengangguk sambil menahan tawa nya, saat hendak melangkah "Tangan gue kosong nih! Siapa yang ngegandeng?" Tanya Aden pada adkel yang sudah dari tadi menatap Aden dengan tatapan berbinar, Anas mendelik tajam, lalu menggandeng tangan Aden "Yang ni aku punye!"
Sesampainya di ruang OSIS, Bagas dan Olin sudah menyiapkan berkas berkas yang diperlukan untuk MOS hari ini, sedangkan Devan dan Yori sedang berada di Aula Atas.
"Ceilahhh!! Gadengan terus!!" Sindir Bagas "Iri bilang boss!" Sahut Anas yang sudah memakai Almet OSIS nya dan sekarang ia sudah mulai membantu Aden memasang dasi "Makasih Anasya Fradella!"
"Bagi pengurus OSIS di persilahkan turun kelapangan karna MOS akan segera di mulai begitu juga dengan siswa/i lain nya."
Devan dan Yori datang ke ruang OSIS "Okey tim dengerin gue semua nya ada di dalam lampiran itu nanti tinggal kalian baca, rapat di zoom kemarin kalian masih inget kan?" Mereka mengangguk paham "Yaudah buruan ke lapangan," ajak Olin, "Skuyyyy!!" Sahut Bagas.
Kini mereka mulai berjalan menyusuri Koridor sekolah dengan Karisma masing-masing, Devan dengan wajah Dingin dan tatapan tenang nya, Aden dengan wajah kejam dan tatapan tajam nya, Olin dengan senyum ramah dan wajah menawan, Yori dengan senyum licik dan wajah judes nya, sedangkan Anas dan Bagas? Huh! Jangan tanya mengenai mereka! Sekarang Anas sudah menunjukkan Wajah Gendut dengan mata sipit nya, begitu juga dengan Bagas yang tepat di samping Anas, ia menunjukkan wajah tengil nya dan rambut badai milik nya (Sebenarnya lebih badai rambut Devan dan Aden 😅) tapi jangan salah Anas dan Bagas juga menunjukkan senyum khas mereka dengan gigi gingsul yang mereka miliki, Bagas di sebelah kiri dan Anas yang berada di sebelah kanan.
"Selamat pagi semua," sapa seseorang yang tak lain adalah Ayah Aden selaku pemilik SMA Imanuel School.
"Pagi pak," jawab seluruh siswa.
"Saya kira tidak perlu banyak yang saya sampai kan, tapi saya harap kalian bisa nyaman di sekolah ini dengan fasilitas yang sudah tersedia," ujar Iman.
Mic sudah diserahkan kepada Devan "Selamat pagi semua nya, perkenalkan nama saya Devantara Alaska selaku ketua OSIS yang menggantikan Posisi Abram Wijaya yaitu ketua OSIS periode Tahun lalu, sedangkan yang di samping saya ada..."
"Saya Ardeniel Saloka, wakil ketua OSIS."
"Saya Yori Lovita, Sekertaris OSIS 1."
"Saya Olin Giannina, Sekertaris OSIS 2."
"Saya Anasya Fradella, Bendahara OSIS 1."
"Saya Bagaskara Adibrata, Bendahara OSIS 2."
"Saya rasa cukup untuk perkenalan kali ini, MOS kalian akan di mulai 10 menit dari sekarang di Aula Atas, ada yang mau ditanyakan?" Ujar Devan sambil menunggu pertanyaan dari Adkel nya.
Dan ternyata ada seorang gadis yang ingin bertanya "Mas! Udah punya pacar belom?" Tanpa rasa malu gadis itu bertanya tentang statusnya di depan semua orang.
Devan tak menanggapi hal itu "Saya rasa perkenalan yang tadi sudah cukup sekian terimakasih." Devan segera memberikan Mic itu kepada Bagas.
"Sekarang kalian semua bisa menuju ke aula atas, yang nggak tau dimana aula atas bisa bertanya ya, atau kalian di pimpin sama kak Yori" ujar Olin ramah.
"Baik kak!"
Olin, Bagas dan Devan sudah berlari menuju ke aula dengan cepat begitu juga dengan Yori yang hendak melangkah ke aula tapi .......
"Eitsss, Yori jangan kasar kasar sama mereka kasian soal nya," peringat Anas, "Iya nas nggak kok," jawab Yori "Nggak mungkin nggak kasar," lanjut Yori pelan dan langsung berlari.
Anas mendelik "Yor-----"
"Kita ngapain ya? Mojok enak nih?" Goda Aden dan mendapatkan cubitan maut dari Anas "Ke aula lah kan mau bantuin mereka!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Salam Manis
RinaWenas
.
.
.
Maaf banyak typo
.
Maaf juga kalo alur nya kurang bisa di mengerti
KAMU SEDANG MEMBACA
FABULA AMORIS
RomanceFabula Amoris [On Going] Tiga tahun lalu saat semua nya baik baik saja dan tidak ada warna gelap di hati ini sehingga rasa itu hadir membuat semua nya hancur lebur dalam jurang harapan itu, terkadang semua yang kita harapkan tidak selalu menjadi ken...